"Kebanyakan orang tidak keberatan melonggarkan lengan baju atau membuka sedikit kancing bajunya untuk menerima vaksin," ujar Amler.
Tempat suntikan yang mudah diakses mencegah terjadinya gangguan sosial. Artinya vaksin dapat diberikan ketika berada di fasilitas umum.
Sementara itu, Rene Najera dari College of Physicians of Philadelphia mengatakan, secara umum vaksin intramuskular lebih disukai daripada yang diberikan secara subkutan atau oral.
Baca Juga: Ashanty Sempat Kritis dan Alami Sesak Napas, Ketahui 5 Tanda Covid-19 Sudah Menyebar ke Paru-paru!
Hal ini dikarenakan konsentrasi sel-sel kekebalan di otot dapat membuat respons yang lebih kuat di seluruh tubuh.
Di sisi lain, bukan tidak mungkin vaksin disuntikkan ke tempat lain. Tapi tentunya membutuhkan waktu lebih lama karena sulitnya akses.
Misalnya ingin menyuntikkan vaksin ke bokong. Tentu vaksinasi harus dilakukan di ruang tertutup dan prosesnya bisa menjadi lebih lama.
Namun memang ada beberapa kondisi yang membuat sebagian kecil orang harus melakukan penyuntikkan vaksin di bokong.
Misalnya pada pasien yang lengannya diamputasi atau massa otot deltoid tidak cukup menyerap suntikan.
Menurut Amler, untuk orang-orang dengan kondisi tersebut, paha atau bokong menjadi tempat suntikan terbaik.
Baca Juga: Moeldoko Kudeta Posisi AHY Jadi Ketua Umum Demokrat, Annisa Pohan Tulis Sindiran Pedas
Selain itu, beberapa atlet juga memilih untuk tidak menerima suntikan di bahu karena rasa sakit yang ditimbulkan.
Rasa sakit tersebut mungkin saja bisa mengganggu sang atlet saat sedang bermain. Jadi dirinya lebih memilih menerima vaksin di tempat lain.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bolehkah Vaksin Disuntikkan ke Bokong?"
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Mia Della Vita |