Sayangnya, gejala yang dialami semakin serius hingga dokter harus memberikan oksigen tambahan untuk membantu pernapasannya.
Walau demikian, asisten professor epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr. Michael Mina mengungkapkan bahwa kejadian yang menimpa pria tersebut bisa saja kebetulan.
Menurut Mina, kasus reinfeksi serius dari jutaan kasus Covid-19 di Amerika Serikat sangat jarang terjadi.
Baca Juga: Ashanty Sempat Kritis dan Alami Sesak Napas, Ketahui 5 Tanda Covid-19 Sudah Menyebar ke Paru-paru!
“Reinfeksi sangat penting untuk membangun sistem kekebalan kita. Tapi seperti apa pun, ketika cukup banyak orang yang terpapar ulang, akan ada kasus langka di sana-sini, di mana seseorang itu bisa saja lebih sakit ketika terinfeksi untuk kedua kalinya," tulisnya dalam sebuah unggahan di Twitter.
Nah, walaupun ada kasus reinfeksi yang gejalanya lebih parah daripada kasus infeksi pertama, masyarakat disarankan untuk tidak panik.
Memang, kekebalan terhadap virus Corona pada orang yang telah sembuh dari Covid-19 tidak dapat dijamin, sehingga kasus reinfeksi mungkin saja terjadi.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan para pasien sembuh Covid-19 untuk tidak lengah, seolah belum pernah terinfeksi.
Selalu patuhi protokol kesehatan dengan disiplin menjaga jarak, rajin mencuci tangan serta menggunakan masker.
(*)
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |