Grid.ID – Beberapa waktu lalu, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah, menyedot perhatian publik. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, jumlah kasus positif di kota ini melonjak hingga 30 kali lipat dalam waktu sepekan.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kabupaten Kudus H M Hartopo mengatakan, lonjakan kasus pada pertengahan Juni 2021 dipicu oleh mobilitas masyarakat yang tinggi dalam rangka menjalankan tradisi hari raya.
Untuk itu, pihaknya langsung meningkatkan cakupan vaksinasi dengan bersinergi bersama pihak swasta, aparat, dan masyarakat.
“Saat ini, cakupan vaksinasi di Kudus sudah mencapai 24 persen untuk dosis pertama dan 20 persen untuk dosis lengkap,” kata Hartopo dalam keterangan tertulis yang diterima Grid.id, Rabu (1/9/2021).
Ia melanjutkan, upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah masih terus berlangsung di berbagai daerah di Kudus. Upaya ini di antaranya adalah menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi massal, keliling, terapung, dan dari rumah ke rumah.
Baca Juga: Tekan Angka Positif Covid-19, Satgas Percepat Testing dan Tracing di Berbagai Daerah
Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pembagian vaksin dilakukan dengan banyak pertimbangan, seperti jumlah penduduk, laju penularan, dan varian virus yang beredar.
“Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan vaksin. Komitmen ini dilakukan melalui koordinasi dengan daerah, pembagian sasaran, dan pengaturan prioritas vaksin,” papar Nadia.
Lebih lanjut, Nadia menegaskan terkait proteksi kondisi tenaga kesehatan (nakes) di Kudus pada saat lonjakan kasus.
“Mereka (nakes) telah 100 persen mendapat suntikan vaksin. 90 persen nakes dengan kasus positif saat itu yang tidak memiliki gejala berat saat ini sudah beraktivitas kembali,” papar Nadia.
Bagi nakes, pemerintah juga menyiapkan vaksin booster sebagai perlindungan tambahan.
Ia juga menjelaskan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) guna memastikan keamanan masyarakat dalam aktivitas publik.
“Salah satunya, melalui aplikasi PeduliLindungi yang diharapkan dapat berguna untuk mengontrol kapasitas ruang publik dan memastikan masyarakat menjaga jarak,” kata Nadia.
Hartopo kembali menjelaskan, tidak hanya meningkatkan vaksinasi, Pemerintah Kabupaten Kudus (Pemkab Kudus) juga melakukan sejumlah pengendalian Covid-19, di antaranya testing, tracing, dan treatment (3T).
Pemkab Kudus juga menyediakan isolasi terpusat di kabupaten dan desa untuk menghindari terjadinya klaster keluarga.
“Kami juga mengaktifkan sistem kolaborasi jogo tonggo atau menjaga tetangga. Pada sistem ini, masyarakat yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin. Selain itu, kami selalu melakukan update data mulai dari zonasi terkecil, yaitu dari tingkat RT. Dengan demikian, kami bisa saling memantau dan bila ada masalah segera tertangani,” papar Hartopo.
Dengan berbagai upaya tersebut, lanjut Hartopo, saat ini situasi kasus Covid-19 di Kudus sudah sangat landai dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2.
Belajar dari keberhasilan Kudus
Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Surakarta (RS UNS) dr Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan mengenai beberapa hal yang menjadi pelajaran dari peristiwa di Kudus.
“Pertama, lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di kota kecil tanpa akses transportasi besar, seperti bandara dan pelabuhan. Kedua, penguatan testing dan tracing juga harus selalu dijaga kendati jumlah kasus sedang tidak tinggi. Tujuannya agar perkembangan kasus dapat terdeteksi sehingga segera tertangani,” papar dr Tonang.
Baca Juga: PPKM Darurat Resmi Dijalankan Pasca Lonjakan Kasus Covid-19, Tanah Abang Tutup Sementara
Ia menambahkan, kemajuan penanganan COVID-19 di Indonesia wajib disyukuri.
“Sebagai wujud rasa syukur, kita harus dapat belajar dari pengalaman yang lalu, agar tidak terjadi lagi. Disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, dan menjaga pelaksanaan 3T di lapangan tetap menjadi kunci penanganan pandemi,” ujar dr Tonang.
Penulis | : | Imalay Naomi Lasono |
Editor | : | Sheila Respati |