"Sebelum 2010, kemungkinan sukses UMKM rendah karena enggak tahu siapa marketnya karena belum ada digitalisasi," ujar Arto Biantoro dalam sesi konferensi pers virtual ShopeePay Birthday Deals, Kamis (25/11/2021).
"Padahal lewat digitalisasi kita punya data, behavior secara real dari model yang kita lakukan," lanjutnya.
"Sekarang brand lokal sudah mengerti digitalisasi, sehingga persaingan semakin tinggi," katanya.
Namun hal tersebut bisa disiasati dengan pemahaman akan masalah yang terjadi di sekitar.
Dari hal tersebut, pelaku UMKM pun memikirkan produk yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terjadi di sekitar.
"Kuncinya kita pahami masalah yang ada di sekitar kita. Proses ini yang harus dipahami UMKM, lewat brand mereka bisa menyelesaikan masalah," terangnya.
Selain itu yang juga harus dipersiapkan para penggiat UMKM yaitu terus berinovasi terhadap produk mereka.
"Pelaku UMKM sudah seharusnya mau berinovasi, belajar sebagai pegiat usaha. Itu yang menjadi cara untuk bisa bertahan di era ini," tutup Arto Biantoro.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Hampir Berjalan 2 Tahun, Begini Nasib UMKM di Indonesia Saat Ini
(*)
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nesiana |