"Awalnya kami mendapat uang dalam amplop dari pria pakai masker. Katanya sumbangan untuk musala," kata Subadri yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com, Kamis (2/12/2021).
"Terus kami buka ada 75 lembar pecahan Rp 50 ribu dan langsung ke toko material," jelasnya.
Melansir dari Kompas.com, Subadri kemudian baru mengetahui sumbangan dalam amplop itu adalah uang mainan saat hendak membelanjakan uang tersebut.
Ia mengungkapkan, pemilik toko material menjelaskan kepadanya bahwa uang tersebut tidak bisa digunakan karena uang mainan.
Saat menerima sumbangan, Subadri dan anggota panitia lainnya mengaku tidak melihat jelas adanya tulisan uang mainan pada tiap lembar kertasnya.
"Jam delapan dibawa istrinya Hamid untuk belanja material. Ternyata uang mainan," kata Subadri ayng dikutip Grid.ID dari Kompas.com via Kompas TV, Kamis (2/12/2021).
"(Dia) datang ke rumah saya, ‘Pak Badri, ternyata uang itu uang mainan’. Setelah saya cek, oh iya betul," lanjutnya.
Meski mengalami kejadian tersebut, Subadri dan panitia pembangunan musala mengaku ikhlas.
Sementara itu, pembangunan Musala Baiturohman sudah berlangsung selama 14 bulan dengan anggaran dana Rp 240 juta dari para donatur.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Rizqy Rhama Zuniar |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |