Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Abdul Rahim (49) warga kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan mengaku telah menjadi joki vaksin selama 3 bulan.
Hingga kini, Abdul Rahim mengaku telah disuntik vaksin hingga 16 kali.
Ternyata hal ini bermula saat Abdul Rahim diminta oleh kenalannya untuk menggantikannya menerima vaksinasi.
Setelah berhasil, Abdul Rahim kembali menerima pelanggan berdasarkan informasi dari mulut ke mulut.
"Kalau menawarkan diri ke orang untuk digantikan vaksin itu pernah. Tapi, ada beberapa juga teman-teman yang langsung meminta," kata Rahim, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (22/12/2021).
Ternyata cara Rahim melancarkan aksinya sangatlah sederhana.
Ia hanya perlu membawa fotokopi KTP dari orang yang bersangkutan ke sentra vaksinasi sampai kemudian namanya dipanggil.
Baca Juga: Tolong Dicatat! Berikut Daftar Orang yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Meski wajahnya berbeda dengan yang ada di KTP, Rahim mengaku tak pernah dipermasalahkan, sekalipun ia membuka masker.
"Bawa fotocopy KTP orang yang mau divaksin. Kemudian tunggu petugas panggil nama."
"Kadang pakai masker, kadang juga tidak," ucapnya.
Dalam sehari, Rahim mengaku pernah divaksin hingga 3 kali.
Akan tetapi ia tak pernah merasakan gejala apapun.
Ia mengaku selalu minum air kelapa sebelum dan sesudah disuntik agar tak merasakan efek pasca vaksinasi.
"Biasa dua kali sehari. Tapi pernah tiga kali sehari saya disuntik vaksin. "Tidak ada (efek), biasa saja," ujarnya.
Baca Juga: Catat! Selain Melakukan Vaksinasi, Begini Cara Tepat Pencegahan Penularan Virus Corona Omicron
"Saya minum air kelapa sebelum dan sesudah divaksin," tuturnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang langsung memeriksa kondisi kesehatan Abdul Rahim.
Pihaknya akan mengambil sampel darah yang bersangkutan untuk diteliti dan diuji lebih lanjut.
"Kami memeriksa kesehatan Rahman. Kami mau mengetahui apa dampak dalam tubuhnya setelah divaksin sebanyak 16 kali.
"Selain itu, sampel darah Abdul Rahim diambil untuk diteliti dan diuji untuk memastikan kebenaran puluhan dosis yang telah masuk dalam tubuhnya," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Muhammadong, dikutip dari Kompas.com.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |