Ada subsidi yang bisa diberikan kepada warga tidak mampu untuk membuat sambungan pipa hingga ke rumah mereka.
Menurut rencana, hasil dana bergulir akan dimanfaatkan kembali kelak guna membangun fasilitas sanitasi.
Keberadaan sambungan air minum, lanjut Mursiyono, menjadi hal yang sangat penting.
Sebab, sudah bertahun-tahun warga hidup tanpa saluran air bersih.
Ia mengingat betul, setidaknya 20 tahun lalu, warga mengandalkan kebutuhan air bersih dari sumur.
Namun, lambat laun, air dari sumur berubah kotor.
”Warnanya sangat keruh. Airnya juga berbau. Jadi tidak bisa dikonsumsi. Lima tahun terakhir, kurang lebih, warga mengandalkan air bersih dengan membeli dari tukang air. Mereka membeli lewat jeriken-jeriken itu,” kata Mursiyono.
Istiyani Sari (35), warga RT 002 RW 009, mengungkapkan hal serupa.
Semua kebutuhan rumah tangganya dipenuhi dengan air yang dibeli menggunakan jeriken. Harganya Rp 2.000 per jeriken.
Ia membeli air jeriken setiap hari untuk keperluan memasak. Dengan adanya sambungan air, ia merasa sangat terbantu.
Hanya dengan Rp 8.000 per bulan, air yang mengalir dari ledingnya digunakan untuk semua keperluan. Mulai dari mencuci, memasak, dan lain sebagainya.
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |