”Prevalensi tengkes secara nasional masih 30 persen. Persoalan tengkes penting karena berpengaruh ke kualitas sumber daya manusia Indonesia.”
“Dengan sanitasi baik, bersih, dan aman, maka harapannya akan berkontribusi pada kualitas hidup dan bisa menekan tengkes,” tambahnya.
YDKK dalam menggarap program tersebut bergerak menggandeng USAID-IUWASH.
”USAID-IUWASH punya kelompok dampingan sehingga kami bisa menyalurkan dana dengan baik dan transparan. Dana ini tidak diberikan begitu saja, tetapi dengan sistem perguliran,” katanya.
Program sanitasi serupa juga dilakukan YDKK di Magelang dan membangun akses air bersih di Surakarta. Keduanya di Provinsi Jawa Tengah.
Ryan Weddle mengatakan, USAID Indonesia mengapresiasi semua pihak dalam menyukseskan kemitraan tersebut.
”Kami senang melihat tangki septik baru di 60 rumah warga di Kelurahan Sukun dan Tunjungsekar, di mana itu akan memberikan akses sanitasi lebih baik, mengurangi praktik buang air besar sembarangan, dan pada akhirnya memastikan anak-anak dan generasi mendatang memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” katanya.
Baca Juga: Wujud Kepedulian Pembaca Kompas dengan Membangun Rumah Warga Terdampak Badai Seroja di Kupang
Ryan mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Malang agar warganya bisa mendapatkan sanitasi sehat dan aman.
”Komitmen bersama ini baik. Dengan akses air minum dan sanitasi lebih baik, akan membuat perubahan bagi generasi mendatang dgn kualitas hidup lebih baik ke depan,” katanya.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edy Jarwoko berterima kasih dan mengapresiasi program YDKK dan USAID tersebut. Baginya, kesehatan masyarakat adalah komitmen bersama yang harus diwujudkan.
”Budaya hidup sehat penting. Jauh lebih penting juga, kita bersama-sama membudayakan hidup sehat menjadi kebiasaan sehari-hari termasuk sanitasi.”
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |