Pembentukan pemerintahan ini diprakarsai oleh tokoh anti-komunis, Syngman Rhee, yang kemudian menjadi presiden pertama Korea Selatan.
Korea Utara merespon hal ini dengan kepala dingin.
Pihaknya juga membentuk pemerintahan di bawah Kim Il Sung yang dulunya memimpin gerakan gerilya komunis.
Pemerintahan ini berpusat di Pyongyang, dengan nama Republik Rakyat Demokratik Korea.
Perdamaian ini tidak kemudian berjalan mulus begitu saja.
Tahun 1950-1953, pecahlah Perang Korea yang menelan korban hingga 2,5 juta jiwa.
Perang inilah yang kemudian menjadi awal kebencian Korea Utara pada Amerika Serikat.
Sebab Amerika Serikat yang pada waktu itu masih punya pengaruh besar di Korea Selatan melakukan serangkaian penyerangan yang berdampak luar biasa di Korea Utara.
Amerika Serikat mengebom separuh bagian dari Korea Utara, meluluh-lantakkan hampir semua fasilitas publik.
Pada 1953 dilakukan gencatan senjata yang akhirnya meninggalkan zona demiliterisasi sebagai perbatasan diantara keduanya.
Robinson mendeskripsikan zona demiliterisasi ini sebagai wilayah yang sangat tertutup dan sakral, yang akhirnya menjawab pertanyaan kenapa ada perbedaan drastis antara Korea Utara dengan Korea Selatan.
Momen pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jae-in ini diharapkan dapat menghapus jarak dan batas yang sampai saat ini masih terbentuk di dua Korea.
Kim Jong Un rencananya akan berdiskusi dengan Moon Jae-in secara terbuka mengenai beragam isu yang dapat meningkatkan hubungan antara dua Korea.
Isu-isu tersebut meliputi perdamaian, kemakmuran, dan reunifikasi Semenanjung Korea.
Kim Jong Un juga mencatat sejarah sebagai pemimpin Korea Utara pertama yang menginjak tanah Korea Selatan sejak akhir Perang Korea.
Baca Juga: Gisel Tiru Gaya Jeje Ikuti Tren Citayam Fashion Week dengan Street Style Seksi Padukan Tank Top
Source | : | history.com,kompas |
Penulis | : | Nira Emily |
Editor | : | Nira Emily |