Grid.ID - Meningkatnya penetrasi internet di Indonesia telah mendorong pesatnya pertumbuhan e-commerce.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020, pasar e-commerce Indonesia juga diproyeksikan mencapai $53 miliar pada tahun 2025, dengan CAGR sebesar 29% dari tahun 2020 hingga 2025.
Guna meningkatkan daya tarik dan mengikuti perubahan perilaku belanja, adu strategi yang dihadirkan oleh para pemain e-commerce membuat peta persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin menarik dalam beberapa tahun terakhir.
Inisiatif hingga inovasi fitur kerap dihadirkan untuk meningkatkan pengalaman belanja online, baik untuk konsumen maupun perkembangan bisnis pelaku usaha, salah satunya live streaming.
Popularitas tren live shopping atau berbelanja dan berjualan melalui fitur live streaming yang terus meningkat dan menunjukan potensi besar, menjadikan tren ini disebut sebagai masa depan e-commerce.
Tidak hanya menjadi hiburan, interaksi real-time menjadi daya tarik utama dan meningkatkan keterlibatan proaktif saat berbelanja online.
Membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, Populix meluncurkan laporan “Understanding Live Streaming Shopping Ecosystem in Indonesia” yang membahas tentang perilaku dan sikap pengguna terhadap live streaming ketika berinteraksi dan berbelanja melalui live streaming agar dapat memaksimalkan strategi dan mempelajari hambatan yang ada.
Baca Juga: Raffi Ahmad Pasrah Bila Gagal Berangkat Haji Tahun Ini: Belum Rezeki
“Berbagai konten atraktif, kreatif dan interaksi yang proaktif menjadi keunggulan dari tren Live Shopping melalui fitur streaming. Selain itu, promo menarik yang diberikan juga semakin meningkatkan daya beli masyarakat untuk berbelanja secara real-time. Para pelaku usaha pun juga merasakan dampak positif, sehingga untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas, terdapat berbagai aspek-aspek yang mereka harus didalami untuk mempelajari pergerakan perilaku konsumen saat berbelanja online khususnya melalui fitur live streaming. Tidak heran saat ini sebagian besar pemain e-commerce di Indonesia mengembangkan fitur ini. Sehingga kami ingin mengerucut terhadap tren itu sendiri, apakah posisi platform pada market e-commerce saat ini mempengaruhi preferensi konsumen terhadap fitur live streaming yang dihadirkan dari masing-masing pemain”, ungkap Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix.
Gaya Belanja Masyarakat selama Live Streaming
Sama seperti aktivitas berbelanja lainnya yang dipengaruhi oleh tahapan perjalanan, live shopping memiliki faktor-faktor yang mendasari preferensi pilihan konsumen saat berbelanja.
Dua dari banyak elemen yang dianggap penting antara lain penawaran menarik yang tergabung dari gratis ongkir, diskon serta promo spesial dan kelengkapan kategori beserta pilihan produk yang luas.
Live Shopping dengan Kategori Terlengkap
Kelengkapan kategori menjadi faktor penting yang diperhatikan konsumen saat melakukan live shopping.
Kelebihan live shopping yang dapat melihat dan bertanya secara langsung melalui video, mempengaruhi keputusan konsumen saat berbelanja untuk kategori tertentu.
Pada riset ini terlihat bahwa kategori produk yang paling banyak dibeli adalah fashion dan aksesoris (85%); kecantikan, perawatan & kesehatan (54%), gaya hidup (41%), kebutuhan rumah tangga (33%), produk sehari-hari/FMCG (32%), elektronik (25%), dan ibu dan anak/kebutuhan bayi (16%).
Hasil survei mengungkap juga bahwa dalam sebulan masyarakat dapat berbelanja dua hingga 4 kali dengan budget yang dikeluarkan sekitar Rp 200.000 dalam sekali transaksi.
Fashion dan Kecantikan menjadi dua kategori dengan persentase paling tinggi diantara kategori lainnya, yang paling banyak dibeli saat live shopping.
Kedua kategori tersebut menunjukan perputaran tren yang cepat, salah satunya melalui variasi hingga model produk yang dihadirkan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa hal ini juga berjalan beriringan dengan peluang yang dilahirkan oleh kemajuan teknologi.
Dimana saat ini, konten kreatif yang meliputi review, haul hingga rekomendasi produk dapat ditemui dimana saja, salah satunya melalui fitur live streaming.
Konten-konten ini memang cenderung lebih banyak pada dua area kategori ini.
Berdasarkan dua indikator utama yaitu Brand Use Most Often (BUMO) atau merk yang paling sering digunakan dan merk yang paling diingat atau Top Of Mind (TOM), Shopee menduduki posisi pertama, jauh di atas merk-merk e-commerce lainnya.
Dimana pada indikator merk yang paling sering digunakan, 61% responden memilih Shopee, diikuti dengan Tokopedia (22%), TikTok Shop (9%) dan Lazada (7%).
Sedangkan untuk merk yang paling diingat, Shopee unggul di 70%, diikuti oleh Tokopedia (22%), Lazada (5%) dan TikTok Shop (2%).
Live Shopping yang Menawarkan Penawaran Paling Menarik
Faktor pertimbangan lainnya bergerak seputar penawaran menarik, dimana elemen ini memang terus menjadi daya tarik utama untuk berbelanja dengan cara apapun, baik offline, online hingga live shopping.
Hal ini karena sebagian besar karakteristik dan gaya berbelanja masih mengacu terhadap pencarian promosi atau penawaran menarik.
Promo-promo yang paling menarik menurut masyarakat adalah gratis ongkir (91%), diskon (87%), cashback (65%), voucher belanja (47%), special bundle (34%), dan exclusive product launch (20%).
(*)
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |