Kejadian tersebut menurut Tardianto terjadi pada pukul 7.30 pagi.
Sementara itu juru parkir gereja bernama Mulyanto mengatakan dirinya bersama Yesayas sempat bercanda sembari makan camilan sebelum kejadian tersebut terjadi.
Pada kesempatan berikutnya ia sudah mendapati Yesayas terkapar di tanah.
"Wajahnya luka berdarah-darah. Badannya juga luka-luka. Dia teriak-teriak minta tolong," kata Mulyanto seperti dikutip dari Kompas.com.
BACA : Saking Parahnya, Saksi Mata Tak Berani Menolong Korban Sesaat Setelah Ledakan di Gereja Santa Maria
Sesaat setelah bom meledak, Mulyanto dan warga sekitarnya langsung bergegas membawa Yesayas ke rumah sakit.
Sementara tiga orang bercadar hitam pembawa bom kondisinya lebih parah.
Entah ketiganya masih hidup atau sudah meninggal.
Sebelumnya diberitakan pada Minggu pagi, tiga gereja di Surabaya diserang bom dalam waktu yang berdekatan dan hampir bersamaan.
Di gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya bom meletus pukul 06.30 pagi.
Sedangkan di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro bom meledak pukul 07.15 dan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya bom meletus pukul 07.53.
Update terakhir, polisi merilis sebelas korban meninggal dunia dalam serangan bom bunuh diri teroris itu.
Sementara korban luka mencapai 40 orang yang sebagian besar dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya.(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |