Laporan Wartawan Grid.ID, Andriana Oky
Grid.ID-Gempa Palu merupakan salah satu dari sekian banyak gempa yang pernah terjadi di Indonesia.
Sebelum gempa Palu terjadi, terlebih dulu ada gempa Lombok yang juga menewaskan banyak orang.
Baca Juga : Tampil Chic dengan Kreasi Hijab Square ala Laudya Cynthia Bella
Seorang atlet paralayangan menceritakan bagaimana kronologis gempa Palu terjadi.
Tak hanya itu, gempa Palu ini juga diikuti oleh gelombang tsunami.
Baca Juga : Pasha Ungu Bantu Angkat Jenazah dan Gotong Galon Air untuk Para Pengungsi Gempa Palu
Melihat betapa buruknya bencana gempa Palu ini tidak sedikit banyak korban yang terus berjatuhan yang diperkirakan akan terus tambah, dan tidak sedikit pula ada yang selamat.
Atlet parayangan, Taufik Muchsin adalah salah seorang korban gempa Palu yang berhasil selamat dari musibah tersebut.
Mengutip wawancaranya di chanel youtube metrotvnews, Taufik menceritakan kronolgis terjadinya musibah gempa Palu.
Baca Juga : Gempa Palu : Uni Eropa Beri Rp 26 Miliar Untuk Korban Gempa dan Tsunami
Disebutkan bahwa kondis Taufik saat ini 100 persen sudah sehat secara fisik namun tidak dengan psikisnya.
Taufik mengungkapkan "mulai jam 14.30 Wita ada gempa pertama, waktu itu saya sama beberapa teman sedang nonton di PGM mall.
Setelah dari situ kita akhirnya memutuskan pulang ke penginapan di geusthouse borneo, yang jaraknya kurang lebih 5 km dari hotel Roa Roa dan 1 km dari bibir pantai.
Setelah kembali pulang ke penginapan, kita ngobrol, sampai akhirnya gempa yang jam 6 atau pas maghrib itu terjadi.
Baca Juga : Kesaksian Korban Gempa Palu yang Berhasil Keluar Lewat Celah Lift Hotel Roa Roa
Posisi saya ada di penginapan bersama 10 rekan atlet paralayangan yang lain," cerita Taufik.
Saat gempa kembali mengguncang Palu, Taufik dan teman-temannya sepakat untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Dan itu artinya mereka harus segera menjauhi bibir pantai.
Baca Juga : 3 Cara Mudah Memakai Eyeliner Cocok Untuk Kamu yang Masih Pemula
"Di tengah jalan itu nggak kebayang mas kacaunya.
Kebetulan saya dan teman saya pake motor, 9 teman yang lain pakai pick up.
Disitu tak terbayang mas kacaunya, satu jalan tidak longgar, manusia banyak, ada yang mulai dari jalan kaki, pakai motor dan pakai mobil.
Baca Juga : Gempa Palu, Lukman Sardi: Wajib Bangun Gedung Anti Gempa Seperti di Jepang
Jalan-jalan juga tidak sepenuhnya mulus, ada polisi tidur dan jalan yang amblas," jelas Tufik.
Taufik menjelaskan bahwa dirinya dan kurang lebih 500-600 masyarakat berlindung di sebuah dataran tinggi saat gempa Palu terjadi.
Ia tidak begitu tahu dengan pasti jumlah masyarakat yang ikut berlindung.
Diungkapkan Taufik, saat berada di penginapan mulai dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam dirinya tak bisa tidur.
Dirinya terus merasakan gempa susulan yang terjadi beberapa kali dan itu rasanya tidak enak sama sekali.
Baca Juga : 4 Hari Tertimbun Beton Karena Gempa Palu , Pria ini Akhirnya Berhasil Diselamatkan
"Saya tidak tahu tsunami datang, karena ketika melarikan diri dari jam 6 sore itu, keadaan semakin gelap dan tidak ada listrik.
Yang ada hanya lampu dari kendaraan bermotor dan suara banyak orang, saya tidak mendengar suara gemuruh air", ungkap Taufik. (*)
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |