Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Para guru Yayasan Imanuel Viktori tengah berduka setelah mendengar tragedi pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, dikenal dekat dengan para guru Yayasan Imanuel Viktori.
Korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi yang masih anak-anak, Sarah Boru Nainggulan (9) dan Arya Nainggolan (7) merupakan anak didik dari guru Yayasan Imanuel Viktori.
Orang tua mereka yang ikut menjadi korban, Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37), juga dikenal suka membantu yayasan.
"Waktu itu ada kegiatan, orang tuanya bawakan kopi sachet untuk guru-guru ngopi di sekolah," ujar Kepala Sekolah SD Imanuel, Rommie Winikan S,Pd, saat ditemui Grid.ID pada Rabu (14/11/2018).
Mulai dari wali kelas hingga petugas perpustakaan, sempat menceritakan momen terakhir mereka di kala bertemu anak didik mereka yang menjadi korban, Sarah Boru Nainggolan dan Arya Nainggolan.
Beberapa guru mengaku, sempat merasakan hal ganjil di momen terakhir mereka bersama korban.
Berikut 3 hal ganjil yang disampaikan guru dari korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
1. Mencium Bau Amis
Telah dilansir Grid.ID sebelumnya, Bunga Rebista Panjaitan, wali kelas Sarah, mengaku bahwa Sarah sempat mengeluhkan bau amis di tangannya.
"Bau Bu, bau amis banget," ujar Bunga Rebista di kala meniru tuturan Sarah.
Padahal, Bunga sama sekali tidak mencium bau amis di sekitar tangan Sarah saat itu.
Bunga mengungkapkan, kala itu Sarah mencuci tangan hingga 7 kali.
Saat ini Bunga Rebista menyadari bahwa bau amis itu adalah pertanda untuk Sarah sebelum tragedi pembunuhan terjadi.
"Firasat kali ya," ujar Bunga.
Baca Juga : Anjing Peliharaan Satu Keluarga Korban Pembunuhan di Bekasi Terus Berlinang Air Mata, Diduga Jadi Saksi
2. Surat Terakhir Sarah
Sarah Boru Nainggolan diketahui sempat menuliskan surat untuk ibunya, Maya Boru Ambarita (37) sebelum meninggal dunia karena dibunuh.
Menurut pengakuan wali kelas Sarah. Bunga Rebista Panjaitan, tidak ada yang menyuruh Sarah untuk menuliskan surat.
"Kita hanya menjelaskan tentang kasih sayang antar-orangtua dan anak," ujar Bunga seperti yang dikutip Grid.ID dari Wartakota.
Seusai mengetahui isi surat tersebut, Bunga langsung menangis.
"Saya lihat dan bacakan surat itu. Ya terasa juga kali, berarti dia cuci tangan itu sudah ada firasat kali sampai bikin surat juga. Padahal tidak ada itu yang suruh bikin surat," tambah Bunga.
Baca Juga : Korban Pembunuhan di Bekasi Dikenal Suka Membantu dan Baik pada Guru Anaknya di Sekolah
3. Bersandar di Pinggang Petugas Perpustakaan
Mengutip dari Wartakota, sehari sebelum meninggal dunia, Arya Nainggolan (7) sempat meminjam buku ke perpustakaan sekolah.
Hal ini disampaikan Kepala Perpustakaan SD Imanuel Viktori, Antiek Thynentie.
Antiek mengatakan, sehari sebelum meninggal dunia, tepatnya pada Senin (12/11/2018), Arya meminjam sebuah buku berjudul Bebek dari Kakek.
Baca Juga : Anjing Peliharaan Tak Melolong, Tetangga Curiga Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Adalah Orang Dekat
"Arya ini tanggal 8 November pinjam buku berjudul Kisah Petualangan Cilik. Tanggal 12 kembalikan buku dan pinjam buku lagi berjudul Bebek dari Kakek," ujarnya.
Namun, Antiek mengaku ada hal yang tidak biasa dilakukan Arya saat tengah meminjam buku itu.
Biasanya, Arya hanya menunggu di depan meja, namun Arya memepet dirinya hingga bersandar ke pinggangnya.
"Jadi tanggal Senin 12 November itu, sehari sebelum tewas, Arya tidak biasanya saat meminjam buku Arya mepet-mepet ke saya. Ini kok anak kenapa, ternyata besoknya meninggal," ungkap Antiek.
Baca Juga : Terungkap Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Suara Televisi Korban Sempat Sengaja Dikencangkan
Sebelumnya, Arya dan keluarga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kediamannya, Jalan Bonjong Nangka II RT 002 RW 007 Kelurahan Jarirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Selasa (13/11/2018) pagi.
Mengutip Kompas.com, Arya Nainggolan (7) dan Sarah Boru Nainggolan (9) ditemukan meninggal dunia di kamar tidur mereka.
Orang tua mereka, Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37) ditemukan tewas dengan luka benda tumpul di ruang televisi rumahnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,grid.id,Warta Kota |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |