UPDATE:
— BMKG (@infoBMKG) December 22, 2018
Gelombang pasang di Anyer dan sekitarnya memang bukan tsunami karena aktivitas gempa tektonik. Namun hal tersebut DIDUGA tsunami akibat aktivitas gunung Anak Krakatau, setelah mendapat data dari Badan Geologi. #BMKG akan melakukan verifikasi lanjutan mengenai fenomena ini
Mengutip laman Kompas.com (23/12/2018), BMKG menarik kesimpulan tersebut setelah menghimpun data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut yang berlokasi di sekitar Selat Sunda.
Selain itu, berdasarkan data tersebut diketahui pula bahwa tsunami Banten terjadi pada pukul 21.27 WIB.
Data menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0,9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, serta 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.
Terjadinya tsunami Banten juga dibenarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Facebook resminya (23/12/2018).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho merilis informasi resmi di Facebook BNPB yang menyatakan bahwa benar telah terjadi tsunami Anyer.
Baca Juga : Sedang Manggung, Grup Band Seventeen Jadi Korban Tsunami Anyer
Bencana tsunami ini menerjang sejumlah pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandeglang, Lampung Selatan, dan Serang.
Sementara itu, tsunami Banten rupanya menimbulkan sejumlah kerusakan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Pada laman Facebook resminya, BNPB turut merilis update jumlah korban yang dihimpun hingga (23/12/2018) pukul 04.30 WIB
Diketahui sebanyak 20 meninggal dunia, 165 luka-luka, dan 2 orang hingga kini masih dinyatakan hilang.
Dari keseluruhan jumlah korban tersebut, wilayah terdampak bencana adalah daerah Pandeglang, Banten.
Baca Juga : Merinding! Kuburan Masal Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu Tak Sengaja Dibongkar
Source | : | Kompas.com,Facebook,Twitter |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |