Ke manapun kami pergi, semua orang tahu siapa kami.
Aku sangat benci hal ini, tapi tidak dengan Ibuku, ia tidak pernah meninggalkan rumah tanpa pakaian trendy, serta kuku dan rambut yang tertata rapi.
Tapi tiba-tiba Ibu, Ayah, dan Nenek ditangkap oleh polisi.
Hal ini terjadi setelah guruku menemukan sebuah kejanggalan pada diriku, rambutku tumbuh kembali dengan sempurna bukannya tumbuh seperti orang yang melewati kemoterapi.
Setelah diinterogasi, ternyata Ibu telah memalsukan penyakit kankerku dan membohongi orang-orang yang telah memberikan donasi sebesar $31,000 (Rp 412 juta).
Beberapa bulan kemudian, Ibuku dikatakan mengidap Munchausen by Proxy (penyakit jiwa di mana seorang perawat mengada-ada penyakit dari pasiennya).
Tapi setelah diteliti lebih lanjut, dugaan penyakit jiwanya itu ditolak dan ia dijatuhkan hukuman penjara 6,5 tahun.
(BACA: Teganya, Seorang Ayah Siksa Anak Sendiri Lantaran Mirip Dengan Mantan Istrinya!)
Ayah dan Nenekku juga ditahan karena tuduhan pencurian serta membahayakan nyawa anak.
Di usia 12 tahun, aku didiagnosa menderita depresi dan hampir saja mengakhiri hidupku.
3 tahun kemudian Ayahku keluar dari penjara dan ia menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak bersalah dan tidak tahu menahu tentang kebohongan Ibuku, dan aku memercayainya.
Sekarang aku, Hannah, sudah berusia 21 tahun dan bercita-cita suatu hari nanti bisa membantu orang yang menjadi korban penyiksaan.
Suatu hari nanti, aku juga ingin punya anak dan aku tahu aku akan menjadi seorang ibu yang baik, tidak seperti monster yang mengaku-ngaku menjadi ibuku dulu. (*)
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |