Tidak ada pemantauan udara di kota Obiliq.
( BACA JUGA: Korea Utara dan Selatan Berjalan di bawah Bendera yang Sama Saat Upacara Pembukaan Olimpiade Pyeongchang 2018, Simbol Apa Ini? )
Tapi di ibukota Pristina, 15 kilometer dari Obiliq, kedutaan Amerika Serikat mengukur tingkat polusi.
Kedutaan Amerika mempublikasikan data di situsnya dan menempatkannya di antara kota-kota paling tercemar di dunia.
Warga Pristina, yang kerap keluar mengenakan masker, tidak perlu data resmi untuk menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap polusi.
"Bernafas dapat membunuh," tulis sebuah plakat dalam protes di kota Pristina baru-baru ini.
( BACA JUGA: Internet Putus Cuma 1 Menit Saat Pagi Buta, Hotel di Jepang Langsung Minta Maaf )
Pada 17 Februari 2018 nanti, Kosovo akan menandai 10 tahun sejak deklarasi kemerdekaannya dari Serbia.
Tapi polusi tetap menjadi batu sandungan bagi salah satu negara termiskin di Eropa ini.
Menteri Pembangunan Ekonomi Kosovo, Valdrin Lluka mengatakan bahwa Kosovo tidak memiliki pilihan energi lainnya seperti fasilitas pembangkit listrik tenaga air.
"Kami tidak memiliki gas, kita tidak dapat membuat pembangkit listrik tenaga nuklir."
"Kami memiliki batu bara," kata Lluka.
( BACA JUGA: Hilangkan Kesedihan, Seorang Perempuan Bawa Poster Ayahnya Keliling Eropa untuk Diajak Berfoto )
Lluka menekankan pentingnya kemandirian energi di Kosovo.
Haki Jashari, direktur rumah sakit kecil di Obiliq, mengatakan bahwa, walaupun dia jelas memahami pentingnya listrik.
"Kita tidak dapat melanggar hak masyarakat atas kesehatan dan lingkungan yang baik," ujarnya.(*)
Source | : | Ph.news.yahoo.com |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |