Find Us On Social Media :

Tak Hanya Suku di Pulau Sentinel, Berikut 4 Suku Pedalaman Paling Berbahaya di Dunia

By Novita Desy Prasetyowati, Minggu, 25 November 2018 | 14:22 WIB

Suku di Pulau Sentinel

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati

Grid.ID - Selain Suku di Pulau Sentinel yang belum lama ini santer diperbincangkan karena kasus pembunuhan turis dari Amerika, terdapat beberapa suku pedalaman paling berbahaya di dunia.

Beberapa suku pedalaman paling berbahaya di dunia, termasuk suku di Pulau Sentinel merupakan suku yang terisolasi dari dunia luar.

Tak hanya itu, beberapa suku pedalaman paling berbahaya di dunia termasuk suku di Pulau Sentinel biasanya akan membunuh orang-orang asing yang memasuki kawasan mereka.

Baca Juga : Polisi Alami Kesulitan Bagaima Cara Ambil Jenazah John Chau di Pulau Sentinel, Ahli Sarankan Hal Ini Agar Bisa Berinteraksi dengan Suku Sentinel

Seperti halnya yang dilakukan masyarakat suku Sentinel yang membunuh turis dari Amerika dengan menggunakan panah.

Turis dari Amerika yang bernama John Chau tersebut dibunuh oleh masyarakat Suku Sentinel setelah ia menginjakkan kaki di Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman.

Namun ternyata, tak hanya Suku Sentinel di Pulau Sentinel yang disebut-sebut menjadi pulau paling berbahaya, tetapi masih ada beberapa suku lain yang berbahaya di dunia.

Baca Juga : Terisolasi, Ternyata Begini Kehidupan Suku Sentinel yang Hidup di Pulau Seukuran Kota Manhattan

Belum lama ini beredar kabar pembunuhan turis asal Amerika bernama John Chau yang tewas tertusuk panah oleh masyarakat Suku Sentinel.

Suku Sentinel yang terisolasi lebih dari 30.000 tahun ini sangat tidak menerima kehadiran masyarakat luar.

Bahkan, nelayan yang tidak sengaja terdampar di Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman tersebut pasti dihujani dengan peluru.

Baca Juga : Mengintip Kehidupan Suku Sentinel di Pulau Seukuran Kota Manhattan

Suku Sentinel dikenal sangat tidak mentolerir kehadiran orang asing yang ingin masuk ke dalam wilayah mereka.

Melansir dari laman kompas.com, Suku Sentinel, penghuni Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India diyakini sebagai keturunan terakhir dari manusia pertama yang tiba di Asia.

Bahkan petualang abad 13 Marco Polo menyebut mereka brutal dan kejam.

Baca Juga : Kisah John Chau, Pria Amerika yang Tewas Dibunuh Suku Pedalaman Pulau Sentinel, Mayatnya Dibiarkan Terkubur Pasir Pantai

Kemarahan Suku Sentinel diketahui dilatarbelakangi oleh adanya pembunuhan dan penganiayaan secara historis oleh Inggris dan Jepang pada masa lalu.

Oleh karena itu, masyarakat Suku Sentinel sangat membenci manusia yang mengenakan seragam (pakaian) mendekat ke kawasan mereka.

Hingga saat ini, jenazah John Chau (27) masih belum bisa diambil dari Pulau paling berbahaya di dunia tersebut. (21/11/2018).

Baca Juga : Berdekatan dengan Pulau Sabang, Pulau Sentinel Punya Suku yang Paling Ditakuti dan Berbahaya

Selain suku Pulau Sentinel Utara, terdapat empat suku lain yang terisolasi dan berbahaya di dunia.

Seperti yang diwartakan slappedhman.com, berikut ini empat suku paling berbahaya di dunia.

1. Suku Yaifo

Baca Juga : Alami Kesulitan, Polisi India Belum Bisa Temukan Jenazah Pria Amerika yang Tewas Dipanah oleh Suku Sentinel

Suku Yaifo berada di Sepik Timur, Pegunungan Tengah Papua Nugini.

Di pulau ini, para perempuan bertubuh kecil dijadikan sebagai mata-mata untuk mengintai orang luar yang berusaha masuk kawasan mereka.

Pada saat mengintai, para masyarakat Suku Yaifo dibekali dengan dua jenis panah yang berbeda.

Baca Juga : Pria Amerika Dibunuh Suku Pedalaman, Inilah 4 Alasan Pulau Sentinel Dilarang untuk Dikunjungi

Panah pertama jenis multi-tier yang biasa mereka gunakan untuk menangkap ikan.

Panah yang kedua merupakan panah satu pisau panjang dengan banyak racun.

Panah itulah yang mereka gunakan untuk membunuh manusia luar yang berusaha masuk kawasan mereka, sekaligus mereka gunakan untuk berburu babi liar.

Baca Juga : 5 Fakta Suku Pedalaman di Pulau Sentinel yang Tak Segan Membunuh Orang Asing yang Mendekat

2. Suku Korowari

Masih di Papua Nugini, Suku Korowai juga termasuk suku paling berbahaya di dunia.

Sama seperti suku berbahaya lainnya, Suku Korowari juga terisolasi dari peradapan luar sehingga tak jarang membunuh orang-orang luar yang masuk karena dianggap mengancam keberadaan mereka.

Apabila melihat kehadiran orang luar yang mendekat ke kawasannya, orang Suku Korowai selalu menunjuk panah berduri panjang ke arah orang tersebut.

Baca Juga : Seorang Pria Asal Amerika Tewas Dipanah setelah Nekat Kunjungi Suku Pedalaman di Pulau Terpencil

3. Suku Surma

Suku Surma merupakan suku pedalaman yang ada di wilayah Ethiopia.

Suku yang dikenal dengan nama Suku Suri ini dianggap paling berbahaya karena mereka memiliki senjata api otomatis yang diperoleh selama Perang Sipil Sudan untuk melindungi ternak dan desa mereka.

Tak hanya memiliki peralatan yang terbilang lebih modern, suku Surma juga dikenal memiliki bakat dalam pertempuran dengan tongkat yang disebut sebagai sagine.

Baca Juga : Laudya Cynthia Bella Tak Lepas Hijab Walau Berperan Sebagai Wanita Suku Baduy

4. Suku Mashco-Piro

Suku yang berada di wilayah Madre de Dios di Paru tersebut termasuk suku yang terisolasi dari dunia luar dan berbahaya.

Mereka bahkan cenderung tinggal dekat dengan Sungai Las Piedras selama musim kering, dan pindah ke hutan Amazon pada musim hujan.

Dahulunya, seorang penjelajah pernah ditemukan tertusuk panah bambu di jantungnya, sehingga dianggap berbahaya.

Baca Juga : Tradisi Suku Naulu, Mau Nikah Harus Penggal Kepala Manusia Dahulu untuk Dijadikan Mas Kawin

Meski begitu, suku Mashco-Piro kadang-kadang mendekati suku tetangga untuk meminta makanan.

Tak hanya itu, masih di kawasan Amazon, tepatnya di area barat daya Amazon merupakan rumah bagi lebihd ari seratus suku terasing di Amerika Selatan.

Hal ini tampak sama seperti laporan National Indian Foundation (FUNAI) dalam misinya ke Javari Valley.

Baca Juga : Kriteria Wanita Cantik Menurut 5 Suku di Dunia, Salah Satunya Tak Perlu Mandi

Seperti yang diwartakan nationalgeographic, FUNAI telah membentuk kontak dengan delapan suku di Javari Valley.

Untuk mencapai kawasan tersebut, petugas FUNAI beserta kepolisian harus menempuh jarak 180 km, melewati sungai dan jalanan penuh tanah.

Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melintasi hutan dan berhasil melaporkan adanya sekitar 107 suku terisolasi di Amerika Latin. (*)