Find Us On Social Media :

6 Fakta Terkait Kabar 31 Pekerja BUMN Dibunuh Secara Sadis oleh Kelompok Pemberontak di Papua, Saat Ini Masih Ada yang Disandera!

By Hastin Munawaroh, Selasa, 4 Desember 2018 | 15:03 WIB

Ilustrasi TNI di Papua

Grid.ID - Sebuah kabar mengejutkan datang dari tanah Papua, pasalnya sebanyak 31 pekerja BUMN dikabarkan jadi korban pembunuhan kelompok pemberontak di Papua.

Pembunuhan sadis itu dilakukan oleh kelompok pemberontak di Papua terhadap 31 pekerja BUMN yang membangun jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Minggu (2/12/2018).

Informasi yang dihimpun dari GridHot.ID, 31 pekerja BUMN itu dibunuh kelompok pemberontak di Papua lantaran ketahuan mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/ OPM).

Baca Juga : Diduga Ketahuan Ambil Foto Upacara Kelompok Pemberontak, 31 Pekerja Jembatan di Papua Dibunuh dengan Sadis

Hingga kini, jenazah 31 orang yang bekerja di perusahaan BUMN PT Istaka Karya, yang bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah belum bisa diambil.

Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.

Merangkum Kompas.com dan berbagai sumber, berikut enam fakta terkait kabar 31 pekerja BUMN dibunuh kelompok pemberontak di Papua.

Baca Juga : Gara-gara Ketahuan Ambil Foto, 31 Pekerja BUMN Dibunuh Kelompok Pemberontak Papua Secara Sadis

1. Kelompok Pemberontak di Papua Sedang Menyelenggarakan Upacara

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan kelompok pemberontak di wilayah Nduga, Papua itu tengah menyelenggarakan upacara perayaan ulang tahun organisasi mereka.

Salah satu pekerja BUMN mengambil foto dan diketahui oleh kelompok KKB tersebut.

Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan.

Baca Juga : EKSKLUSIF: Tak Cuma Bunuh 31 Pekerja BUMN PT Istaka Karya, Kelompok Pemberontak Papua Juga Sandera Sejumlah Orang

2. 31 Pekerja BUMN Meninggal Dunia Akibat Ulah KKB

Berdasarkan informasi yang diterima, sampai saat ini ada sebanyak 31 pekerja meninggal dunia atas ulah KKB.

Menurut penuturan Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba, 24 orang dibunuh di kamp, lalu ada delapan orang yang sebelumnya berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat.

Kemudian, tujuh di antaranya sudah dikabarkan sudah meninggal dunia dan satu orang berhasil melarikan diri.

3. Sempat Ada Pemblokiran Jalan oleh KKB

Pada Sabtu (1/12/2018) pukul 02.00 WIT, tercatat dua mobil menuju kamp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya.

Kemudian, Minggu (2/12/2018) pukul 20.00 WIT, satu mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin (3/12/2018), satu mobil Strada kembali dari Wamena ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Baca Juga : Tak Gentar, Menteri PUPR: Pembangunan di Papua Tetap Jalan Demi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Diinformasikan, satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Senin (3/12/2018), personil gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya, AKP. R.L. Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Akan tetapi, saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan satu unit mobil dari Distrik Mbua dan menyampaikan kepada tim gabungan TNI dan Polri tentang adanya pemblokiran jalan oleh KKB.

4. Bukan Lagi Kelompok Kriminal, Pelaku Pembunuhan Disebut Sebagai Kelompok Pemberontak

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menyebut, pelaku pembunuhan sejumlah pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga merupakan kelompok pemberontak atau separatis.

Baca Juga : Tak Gentar, Menteri PUPR: Pembangunan di Papua Tetap Jalan Demi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

"Mereka itu bukan kelompok kriminal, tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, (memisahkan) Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak, bukan kriminal lagi," ujar Ryamizard seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (4/12/2018).

Menurut Ryamizard, pihak TNI harus turun tangan dalam menangani persoalan kelompok bersenjata di Papua.

"Kalau memberontak bukan kriminal lagi, penanganannya harus TNI. Kalau kriminal iya polisi," tuturnya.

5. Masih Ada Penyanderaan

Dilansir dari GridHot.ID, seorang sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya membenarkan peristiwa pembunuhan terhadap 31 pekerja itu.

Baca Juga : Diduga Ketahuan Ambil Foto Upacara Kelompok Pemberontak, 31 Pekerja Jembatan di Papua Dibunuh dengan Sadis

"Iya bisa saya konfirmasi itu benar ada pembunuhan dan sekarang masih ada penyanderaan," ujarnya seperti dilansir dari GridHot.ID pada Selasa (4/12/2018).

Ketika dikonfirmasi siapa yang menjadi sandera kelompok pemberontak tersebut, ia mengatakan para pekerja pendatang.

Sementara terkait jumlah sandera, sumber mengatakan menyebut ada sekitar 10 orang yang menjadi sandera.

Baca Juga : EKSKLUSIF: Tak Cuma Bunuh 31 Pekerja BUMN PT Istaka Karya, Kelompok Pemberontak Papua Juga Sandera Sejumlah Orang

6. Pihak Kepolisian Berkoordinasi dengan TNI untuk Mengevakuasi Korban

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, saat ini personil gabungan TNI/Polri telah diterjunkan untuk mengecek informasi tersebut.

Polisi siap melakukan evakuasi terhadap para korban dan menangkap pelakunya.

(*)