Find Us On Social Media :

10 Fakta Egianus Kogoya, Pemimpin KKSB yang Diduga Membunuh 31 Pekerja di Nduga, Papua

By Agil Hari Santoso, Rabu, 5 Desember 2018 | 18:08 WIB

10 Fakta Egianus Kogoya, Pemimpin KKSB yang Diduga Membunuh 31 Pekerja di Nduga, Papua

Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso

Grid.ID - Pemimpin KKSB Egianus Kogoya merupakan pria yang diduga lakukan pembunuhan 31 pekerja Nduga, Papua pada Minggu (2/12/2018).

Pembunuhan 31 pekerja yang diduga dilakukan oleh pemimpin KKSB Egianus Kogoya, terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Mengutip Kompas.com, Kodam XVII/Cendrawasih menegaskan bahwa pemimpin KKSB Egianus Kogoya menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, Papua.

Baca Juga : Cerita Korban Selamat Pembunuhan Sadis 31 Pekerja BUMN oleh KKB di Papua, Sampai Ada yang Pura-pura Mati Agar Bisa Kabur!

Sebelum melakukan pembantaian 31 pekerja pembangunan jembatan pada 2 Desember 2018 lalu, Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) yang dipimpin Egianus Kogoya sudah pernah berkali-kali melancarkan aksi serangan.

1. Mengomandani Pemberontakan OPM di Kabupaten Nduga

Mengutip Suar, Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) adalah sebutan pemerintah Indonesia untuk faksi militer gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Egianus Kogoya saat ini menjadi orang yang memimpin pemberontakan OPM di Kabupaten Nduga dan sekitarnya.

Baca Juga : TNI Polri Bakal Terjunkan Kekuatan Penuh Tanggapi Pembunuhan 31 Orang Pekerja Jembatan di Nduga, Papua

2. Memimpin penembakan Pesawat Dimonim Air

Mengutip Kompas, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai penerbangan Dimonim Air, ditembak kelompok separatis yang dipimpin Egianus Kogoya.

Penembakan ini terjadi pada tanggal 22 Juni 2018, di lapangan terbang Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.

Akibat penembakan ini, pesawat rusak dan Co-Pilot Irene Nur Fadile menderita luka tembak.

Baca Juga : 3 Fakta Egianus Kogoya, Pimpinan KKB yang Diduga Bunuh 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Nduga, Papua

3. Menyerang Pesawat Twin Otter Trigana

Penembakan pesawat Twin Otter oleh kelompok separatis Egianus Kogoya, kembali terjadi 3 hari kemudian, yakni pada 25 Juni 2018.

Kali ini, pesawat Twin Otter yang ditembak merupakan milik maskapai Trigana.

Pesawat yang dibawa pilot Capres Ahmad Kamil, diketahui membawa logistik untuk pemilu.

Pilot Capres Ahmad Kamil mengalami luka tembak di bagian punggung akibat serangan ini.

Selain itu, aparat keamanan yang berjaga di sekitar lapangan terbang ikut diserang oleh kelompok Egianus Kogoya.

Baca Juga : Kesaksian Kerabat Korban Selamat Pembantaian 31 Pekerja Proyek Jembatan di Nduga, Papua: Pura-pura Mati Lalu Melarikan Diri

4. Pernah Menembak Mati Masyarakat Sipil

Di hari yang sama dengan penyerangan pesawat Trigana, kelompok separatis Egianus Kogoya juga melakukan serangan di Kota Kenyam.

Tanggal 25 Juni 2018, menjadi hari yang kelam untuk anak bernisial AK, yang masih berusia 6 tahun.

Selain harus mengalami luka parah di bagian wajah karena serangan parang, ia harus kehilangan kedua orangtuanya.

Baca Juga : Kisah Anggota Kopassus Terjun di Belantara Rimba Papua, Diacungi Tombak Hingga Diberi Daging Babi

Kedua orangtuanya, Hendrik Sattu Kolab (38) dan Martha Palin (28) ditembak hingga meninggal dunia oleh kelompok Egianus.

Selain orang tua AK, tetangganya, Zainal Abidin (20) juga ikut meninggal dunia karena ditembak.

5. Menyerang Sekolahan dan Tenaga Kesehatan di Distrik Mapenduma

Kelompok Separatis Egianus pernah menyerang sekolahan di Distrik Mapenduma.

Sebanyak 15 guru dan tenaga kesehatan disandera oleh kelompok Egianus.

Baca Juga : Aldi Si Pengemudi Motor yang Selamat dari Serangan KKB di Papua karena Pura-pura Mati

6. Menyerang Pos TNI

Pada Senin (3/12/2018), Egianus Kogoya bersama 40 orang datang dan menyerang Pos TNI 755/Yalet di Mbua.

Alasannya, kelompok Egianus ingin mengejar pekerja PT Istaka Karya yang sempat disandera oleh mereka.

Pada penyerangan tersebut, seorang anggota TNI bernama Serda Handoko, harus gugur.

Rekan pos Serda Handoko, Pratu Sugeng, harus menderita luka-luka akibat serangan Egianus.

Baca Juga : Pos TNI di Distrik Mbua, Papua Hancur Diserang oleh 250 Orang yang Diduga KKB

7. Menyerang Helikopter TNI

Mengutip Kompas, diketahui karyawan PT Istaka Karya masih ada yang belum berhasil dievakuasi dari Puncak Kabo.

Kelompok separatis Egianus Kogoya yang menyandera mereka, masih terus melakukan perlawanan kepada aparat TNI dan Polri.

Bahkan, sebuah helikopter milik TNI ikut diserang oleh kelompok Egianus saat terjadi baku tembak di Puncak Kabo.

Baca Juga : Kronologi Tewasnya 31 Pekerja Proyek Jembatan yang Diduga Dibunuh Kelompok Pemberontak di Papua

8. Memiliki 25 Senjata Api Kelas Militer Hasil Rampasan

Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengungkapkan, kelompok Egianus diduga memiliki 25 senjata berkelas militer.

Mengutip Kompas, senjata-senjata ini diduga merupakan hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.

9. Sudah Dicap Sebagai Teroris

Pemimpin kelompok separatis Egianus Kogoya, dianggap bertentangan dengan NKRI.

Baca Juga : 6 Fakta Peristiwa Berdarah yang Tewaskan 31 Pekerja Jembatan di Papua: dari Pengambilan Foto KKB Saat HUT OPM hingga Instruksi Presiden Jokowi

"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kita adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax Sianturi.

Dax Sianturi juga menambahkan, Egianus Kogoya sudah dicap TNI sebagai teroris.

"Perbuatan mereka ini sudah lebih dari teroris. Sangat tak manusiawi. Itu para korban membangun jalan untuk membuka kettinggalan," ungkap Dax seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Baca Juga : 6 Fakta Terkait Kabar 31 Pekerja BUMN Dibunuh Secara Sadis oleh Kelompok Pemberontak di Papua, Saat Ini Masih Ada yang Disandera!

10. 150 Personel Gabungan Dikerahkan untuk Memburu Kelompok Egianus Kogoya

Mengutip Wartakota, sebanyak 150 personil gabungan dari TNI dan Polri, diturunkan ke lokasi kejadian, di Kali Yigi - Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018).

Aparat gabungan ini ditugaskan untuk mengecek informasi adanya 31 pekerja PT Istaka Karya, yang ditembak oleh kelompok separatis Egianus Kogoya. (*)