Find Us On Social Media :

Kasus Bayi dalam Freezer - Psikolog Ungkap Kisah Cinta Pelaku, Ternyata Ini Penyebab SA Lakukan Kejahatan Mengerikan itu

By Aji Bramastra, Minggu, 6 Agustus 2017 | 20:17 WIB

SA (24) tersangka kasus temuan bayi dalam freezer saat diperiksa psikolog di Polres Tarakan, Kalimantan Utara.

Sebagai sales marketing, SA hanya memiliki gaji antara Rp1.800.000 sampai Rp 2.000.000.

Uang itu tidak cukup untuk membiaya kehidupan sehari-hari dirinya bersama ibu dan seorang adiknya.

(BACA : Curhatan Pilu Mieke Amalia Soal Tora Sudiro 17 Jam Sebelum Penggerebekan

Apalagi ayahnya sudah tidak ada.

Alasan terhimpit perekonomian inilah ia pun menerima pinangan DO menjadi istri keempat, karena istri pertama dan kedua telah bercerai dan menjadi madu istri ketiga.    Tiga tahun berumah tangga, SA merasakan segala kebutuhan perekonomiannya dipenuhi sang suami.

Mulai dari rumah, mobil, bahkan dibuatkan usaha seperti butik dan pencucian mobil dan motor.

Hanya saja semua materi yang dimiliknya atas nama DO suami sirinya.

Meskipun begitu, hal itu tidak dipermasalahkan sampai akhirnya April kemarin, anak pertamanya berinisial BC usia 2,5 tahun hendak masuk sekolah.

Ia mendaftarkan anaknya di salah satu PAUD di Tarakan.

Ternyata salah satu syarat daftar anak sekolah harus memiliki akte kelahiran.

“Anaknya ditolak masuk sekolah, karena tidak ada akte kelahiran. Hal ini membuat SA menangis, padahal waktu itu SA sedang hamil, sehingga ini membuatnya stres," tutur Fanny.

Akhirnya SA berbicara dengan DO agar BC dibuatkan akte kelahiran.