Find Us On Social Media :

Ini 13 Ciri-Ciri Loli alias Pedofilia Menurut Studi Psikologi, Perhatikan Senyumnya Deh!

By Al Sobry, Selasa, 15 Agustus 2017 | 03:13 WIB

ilustrasi kasih sayang orangtua ke anaknya

Grid.ID – Beredarnya sebutan “Loli” yang masuk dalam percakapan ‘Official Candy's Groups' alias komunitas pedofil di facebook dan belakangan masuk kemkolom komentar di Instagram tengah mengkhawatirkan.

Apalagi, baru-baru ini kasus ‘loli’ membuat artis Nafa Urbach marah lantaran tengah menimpa anaknya Mikhaela Lee Jowono (6 tahun).

Usaha melindungi anaknya bersama Zack Lee itu pun akhirnya didukung oleh banyak pihak, termasuk Kak Seto.

Diketahui, loli adalah semacam kode bagi orang-orang pedofil yang mengincar anak-anak kecil seumuran anaknya Nafa Urbach.

" >

(Baca: Anaknya Jadi Sasaran Pedofil, Nafa Urbach Didukung Banyak Orang)

Jika Nafa Urbach tak bisa tinggal diam anak semata wayangnya menjadi incaran orang-orang jahat seperti itu, kita pun harus mewaspadainya.

Hal yang paling mendasar adalah melihat ke diri sendiri, apakah kita suka ikut-ikutan berkomentar ‘Loli’ sembarang di kolom komentar sesama teman atau justeru ciri-ciri lain ada di sekitar kita.

Bukan hanya laki-laki lho, perempuan pedofil juga ada: Memang, sebagian besar adalah laki-laki, tapi menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Abuse Watch, tak menutup kemungkinan perempuan juga punya kecenderungan pedofilia.

Angkanya antara 0,4 hingga 4 persen. Biasanya berusia antara 22-23 tahun, keterampilannya tak menonjol, dan gampang depresi.

Sehingga, ini membuat mereka secara seksual tertarik terhadap anak-anak.

Mau tahu ciri lainnnya menurut riset, perhatian ciri-ciri Kode Loli alias pedofil?

1. Orang dewasa ketika secara seksual tertarik terhadap lawan jenisnya, biasanya ia akan merendahkan nada suaranya, menyiagakan sikap, untuk menarik perhatian.

2. Bagi seorang pedofil, cara serupa akan ia tunjukkan ketika secara seksual tertarik kepada anak-anak.

3. Diam tapi punya senyum menawan. Biasanya para predator ini tak banyak bicara dan bergaul dengan orang-orang dewasa. Jika diajak "nongkrong" bareng warga sekitar yang seusianya, mereka biasanya menolak halus disertai senyuman maut.

(Baca: Gara-Gara Loli, Anak Nafa Urbach Dijaga Intel)

4. Diagnostics and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) menjelaskan, pedofilia sebagai fantasi seksual, hasrat impulsif, atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah umur yang berulang setidaknya selama enam bulan.

5. Pada kebanyakan kasus, seorang bisa dikatakan sebagai pedofil jika ia berusia minimal 16 tahun dan setidaknya lima tahun lebih tua daripada anak di bawah umur yang menjadi korban.

6. Mereka yang menderita pedofilia memiliki kecenderungan kompulsif untuk menyiksa anak-anak.

7. Seorang pedofil biasanya suka mengasingkan diri, tapi agresif.

8. Pada dasarnya, pelaku pedofilia juga mampu tampil seperti masyarakat pada umumnya.

Tapi pada umumnya, mereka kerap merasa rendah diri, terisolasi, mengalamai disforia internal, juga ketidakmatangan emosi.

9. Seorang pedofil juga punya kesulitan berinteraksi dengan orang dewasa lainnya yang seusia dengannya.

Hal ini menyebabkan ia sulit untuk menangani hal-hal yang menyakitkan. Meski demikian, tak menutup kemungkinan mereka juga menikah.

10. Mereka juga punya kecenderungan punya gangguan kepribadian seperti antisosial, borderline, narsistik, dan ketergantungan.

11. Bertangan kidal dan punya cacat minor. Menurut sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Windsor di Kanada, beberapa pedofil cenderung punya tangan kidal.

Angkanya 30 hingga 35 persen dan cacat kecil di wajah.

Fenomena ini biasa disebut dengan Minor Physical Anomalies (MPAs).

(Baca: Awasi Buah Hati Saat Bersosial Media, Kalau Sampai Ketemu Logo-Logo Pedofil Ini Maka Artinya )

12. Penelitian itu juga menunjukkan, beberapa aspek tertentu dari perkembangan saraf dapat mempengaruhi risiko seseorang terhadap kecenderungan pedofilia.

13. Tak hanya itu, bebera penelitian tentang pedofilia sebelumnya menemukan, penderita pedofilia cenderung memiliki IQ 10-15 poin lebih rendah dibanding rata-rata.

Mereka juga umumnya lebih pendek 2,3 cm dibanding rerata orang pada umumnya. (*)