Find Us On Social Media :

Pilot Pesawat Karya Anak Bangsa, N219 Ternyata Wanita! Siapa Dia?

By Anita Rohmatur R, Kamis, 17 Agustus 2017 | 15:28 WIB

Esther Gayatri berpose di depan pesawat

Grid.ID- Perempuan kelahiran Palembang 3 September 1962 memang lain daripada yang lain.

Capt. Esther Gayatri Saleh, tentu tidak asing di telinga jajaran PT.Dirgantara Indonesia. 

Kalau profesi pilot perempuan di negeri ini sudah menjadi hal lumrah, Esther lebih dari itu.

(BACA JUGA: Ini Lho Momen yang Ditunggu Morgan Oey Saat Merayakan Kemerdekaan RI, Nggak Nyangka!)

Ia menjadi chief test pilot atau kepala pilot uji perempuan di pabrik atau manufaktur pesawat udara. Satu-satunya dan menjadi yang pertama di dunia.

Dilansir reporter Grid.ID dari Angkasa.grid.id dan Kompas.com, Esther sudah menjadi Chief Test Pilot & Flight Instructor PT DI sejak 10 April 2015.

Sejak kecil Esther memang bercita-cita menjadi wartawan atau pilot.

Keinginannya terwujud untuk cita-cita menjadi wartawan, pada tahun 1976-1978 ia menjadi seorang wartawan dan kerap dipanggil untuk meliput banyak acara salah satunya di Istana Negara.

Setelah menjadi wartawan keluarga Esther pindah ke Tarakan, Kalimantan Utara, karena tugas sang ayah yang bekerja di kantor Imigrasi.

(BACA JUGA: Inilah 7 Fakta Aknes Yuriko, Anggota Paskibra Yang Meninggal Dunia. Nomor 5 Bikin Pengen Nangis!)

“Di Tarakan, saya pegang-pegang kamera. Sampai suatu hari saya jatuh cinta pada dunia penerbangan. Saya pun memutuskan untuk sekolah pilot di Amerika Serikat,” tuturnya.

Pendidikan sekolah penerbang pun di ambilnya, ia sekolah di Sawyer School of Aviation Phoenix, Amerika Serikat (1983).

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah penerbangnya Esther kembali ke Indonesia dan dipercaya oleh mantan Presiden Habibie menjadi pilot PT DI (dulu IPTN).

Menjadi pilot uji coba pesawat tentu berbeda dengan pilot pada umumnya, Esther hanya menguji pesawat yang benar-benar baru keluar dari pabrik untuk menguji apakah pesawat ada kendala atau tidak saat terbang.

“Pengalaman tentunya banyak. Pernah pesawat jatuh dari ketinggian 10.000 ke 5.000 terus recover. Setelah penerbangan, kami lakukan evaluasi kenapa bisa seperti itu. Itu standar dalam melakukan test flight,” papar Esther.

(BACA JUGA: Capek Pake Lipstick yang Tidak Tahan Lama? Cobalah Ikuti Tips Ini!)

Jam terbang Esther sudah tinggi, perempuan 31 tahun itu telah mengantongi 6.500 jam terbang.

Luar biasanya jam terbang yang ia dapat adalah sebagai pilot test flight suatu hal yang jarang diminati pilot pesawat terbang.

Selain pesawat N219, Esther sudah menerbangkan bermacam-macam pesawat seperti CN 235, CN 295, C 212, N 250 Gatotkaca dan masih banyak lagi.

Wanita kelahiran Palembang, 3 September 1962, ini telah menempuh pendidikan di Sawyer School of Aviation, Phoenix, AS (1983), International TEST PILOT School, London City, Kanada (2016).

(BACA JUGA: Wow, Taylor Swift Menangkan Gugatan Atas Pelecehan Terhadap Dirinya, Dapat Ganti Rugi Segini Dolar)

Selain berprofesi sebagai Chief Test Pilot PT. Dirgantara Indonesia, Esther juga memiliki pengalaman kerja di  PT.Dirgantara Indonesia (1984-sekarang), PT.Merpati Nusantara Airlines (1987-1995), serta pernah menjadi Pilot uji dan instruktur pilot di : Korea Coast Guard (2011-2012), Meltem Project Turkey (2009), PT.Aviastar (2006-2007), PT.Trans Wisata Air (2009), royal Brunei Force, Pakistan Air Force, South Korean Air Force, Royal Malaysian Air Force, UAE Air Force, Thailand Ministry of Agriculture, Indonesian Navy, Indonesian Air Force, Indonesia Army. (*)

(*)