Find Us On Social Media :

Kepala Bayi Terputus Saat Jalani Persalinan Forsep, Siapa yang Harus Disalahkan?

By None, Minggu, 10 Februari 2019 | 17:11 WIB

Kepala Bayi Terputus Saat Jalani Persalinan Forsep, Siapa yang Salah?

Grid.ID – Apakah Kamu mengenal persalinan dengan metode forsep?

Beberapa waktu lalu pengalaman menyedihkan persalinan menimpa seorang perempuan usia 23 tahun.

Megan Stirnweiss, 23 tahun, asal Long Island, Amerika Serikat harus merelakan anak pertamanya meninggal dunia.

Sebab kepala bayinya terputus secara internal pada bagian tulang belakang saat menjalani persalinan forsep.

Baca Juga : Jangan Beli Mobil Warna ini, Bisa Jatuh Harganya Jika Mau Dijual Lagi

Baca Juga : Jadi Istri Produser Tajir Asal India, Intip Koleksi Tas Mewah Branded Bunga Zainal yang Jarang Tersorot

Kisah pilu kehilangan bayi pertamanya mulai terjadi pada 30 Desember 2017 silam.

Awalnya, Megan Stirnweiss pergi ke Rumah Sakit Southampton di menit terakhir setelah ia putus asa mencoba persalinan di rumah.

Dr. Pedro Segarra, seorang dokter kandungan pun datang sambil membawa sebuah alat semacam tang untuk persalinan forsep.

Ibu Megan sempat memastikan pada sang dokter risiko persalinan forsep untuk anak dan cucunya.

Sang dokter pun mengatakan tak ada hal yang perlu dikhawatirkan dari persalinan forsep.

Baca Juga : Jangan Pakai Sendal Hotel ke Luar Kamar, Ketahui Etika Saat Menginap Di Hotel Biar Nggak Malu-Maluin

Kemudian dokter pun meletakkan alat menyerupai tang itu di sekitar kepala bayi dan menariknya.

Namun, sang dokter menarik alatnya terlalu kuat hingga menyerek tubuh Megan yang memegang erat ranjang rumah sakit.

Tak henti sampai di situ, dokter juga mengangkat tubuh Megan dan mengguncangnya dengan kuat.

Hingga bayinya berhasil keluar dengan alat forsep yang masih melekat di sekitar kepalanya.

Sayangnya, ketika bayi mereka berhasil dilahirkan tak terdengar suara tangisan apapun di ruang bersalin.

Baca Juga : Terjerat Narkoba dan Terbukti Transgender, Polisi Bingung Tempatkan Reva Alexa di Sel Mana?

Bayi Megan sudah terlihat lemas dan membiru karena kepalanya terputus secara internal.

Megan pun merasa kesakitan parah setelah persalinan forsep usai.

Ia mengalami gangguan seperti dislokasi, robekan jalan lahir dan robekan sejumlah organ internalnya.

Karena itu, ia harus menjalani beberapa operasi untuk memperbaiki kerusakan organ tubuh yang dialaminya.

Kenyataan pahit pun harus diterima oleh Megan dan suaminya, Matthew Jacob yang kehilangan anak pertama mereka karena persalinan forsep.

Baca Juga : Pria Minahasa Tewas Usai Santap Durian dengan Kopi, Makanan dan Minuman Berikut Juga Berbahaya Jika Dikonsumsi Bersama Durian

Matthew Jacob sempat menunggu di bayi selama 7 hari dengan bantuan alat medis agar organ tubuhnya masih bisa berfungsi untuk didonorkan.

Meski kenyataan pahit yang harus mereka terima, Megan masih bersyukur bayinya masih bisa berarti untuk orang lain yang membutuhkan donor paru-paru.

Melansir dari abclawcenter.com, persalinan metode forsep ini seharusnya dilakukan oleh dokter yang sudah terampil dalam metode ini.

Jika persalinan forsep gagal, seharusnya dokter segera beralih menggunakan C-section.

Baca Juga : 40 Mumi Kuno Berusia Lebih dari 2000 Tahun Ditemukan di Mesir, Begini Penampakannya

Dalam kasus persalinan forsep yang gagal, biasanya dokter memutar bayi dengan tang tidak berhasil lalu berhenti sejenak.

Alih-alih segera bergerak cepat melakukan C-section, dokter justru mencoba metode forsep lainnya.

Akibatnya, bayi mengalami patah tulang tengkorak yang menunjukkan persalinan forsep dilakukan berlebihan dan sangat kuat.

Selain patah tulang tengkorak, bayi bisa juga mengalami penumpukan cairan (edema) dan kematian jaringan otak (nekrois).

Apabila bayi kejang itu merupakan tanda-tanda adanya kerusakan otak yang bisa menyebabkan cacat intelektual dan perkembangan. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Kepala Bayi Ini Terputus Karena Persalinan Forsep, Siapa yang Salah Dalam Kasus Ini?”