Find Us On Social Media :

Jadi Favorit Karena Harganya Murah, Payless Shoesource Ternyata Bangkrut dan Harus Tutup 2.100 Tokonya

By Angriawan Cahyo Pawenang, Jumat, 1 Maret 2019 | 06:25 WIB

Payless ShoeSource

Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Grid.ID - Jaringan toko ritel sepatu Payless Shoesource punya banyak pelanggan.

Hal itu disebabkan karena ritel tersebut memiliki harga produk yang sangat bersaing dan murah.

Payless sendiri merupakan ritel yang khusus menjual sepatu dari berbagai macam merk.

Baca Juga : Berpendidikan Minim, Benny dan Aminah Sukses Dampingi Anaknya Kuliah di Amerika Serikat

Dibalik itu semua, ternyata Payless sedang mengalami kebangkrutan.

Bahkan pihaknya sampai harus menutup ribuan tokonya.

Dikutip dari USA Today, Payless akan menutuk 2100 tokonya yang berada di Amerika Serikat dan Puerto Rico.

Baca Juga : Tampil dengan Gaya Kekinian, Suami Kartika Putri Terlihat Beda saat Liburan ke Amerika Serikat

Payless di kedua negara tersebut saat ini sedang diskon besar-besaran untuk menutupi kerugian.

Tidak hanya toko fisik, bahkan Payless juga menutup toko onlinenya.

Juru bicara Payless mengatakan kalau tokonya masih tetap akan dibuka sampai akhir Maret.

Baca Juga : Ketika Tentara Amerika Serikat Bertindak Konyol, Tembak Kawan Sendiri Malah Mengira Bermusuhan dengan Hantu

Juru bicara tersebut juga menambahkan kalau hal ini tidak mempengaruhi cabangnya di negara lain termasuk Indonesia.

Selain Amerika Serikat dan Puerto Rico, cabang Payless tetap beroperasi seperti biasa.

Payless.com bahkan sudah tidak melayani pemesanan secara online.

Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Sukses Raih Gelar Master di Amerika Serikat Hingga Pernah Bertemu Barack Obama

Payless sendiri memang sudah menghadapi kebangkrutan sejak 2017.

Pada 2017 diketahui perusahaan tersebut telah menutup sebanyak 673 tokonya.

Dikutip dari Kompas.com, Payless didirikan tahun 1956 di Topeka, Kansas, Amerika Serikat.

Baca Juga : Cerita Uya Kuya tentang Komentar Orang Amerika Serikat yang Memuji Outfit Kesehariannya

Payless hingga tahun 2019 sudah memiliki lebih dari 3600 toko di 40 negara.

Kebangkrutan Payless ini tidak hanya menghantui para petingginya, tapi juga 18000 pegawainya.

Apabila Payless sepenuhnya ditutup karena bangkrut, maka akan ada 18000 orang yang terkena PHK.

Baca Juga : Koma Selama 10 Tahun, Wanita di Amerika Serikat Ini Lahirkan Bayinya, Kehamilannya Bahkan Tak Diketahui Staf Rumah Sakit

Salah satu pengamat ekonom dalam sebuah penelitian menyebutkan kalau jaringan ritel memang sudah tidak memiliki harapan.

Hal ini terjadi karena adanya disrupsi teknologi yang sedang berkembang pesat.

Beberapa jaringan ritel memang sedang kewalahan menghadapi persaingannya dengan toko online.

Baca Juga : Akhir Tahun 2018, Uya Kuya Kembali Boyong Keluarga Berlibur ke Amerika Serikat

Bahkan di Amerika sendiri pada tahun 2018, sebanyak 5524 toko ritel termasuk Toys R Us telah menutup tokonya lantaran tak sanggup menyaingi pasar online.

(*)