Find Us On Social Media :

Bertuliskan Nama-nama Teroris Dunia, Senjata Brenton Tarrant Pelaku Terorisme di Selandia Baru Simpan Cerita Soal Motif Balas Dendam

By Pradipta Rismarini, Minggu, 17 Maret 2019 | 08:59 WIB

Bertuliskan Nama-nama Teroris Dunia, Senjata Brenton Tarrant, Teroris di Selandia Baru Simpan Cerita Soal Motif Balas Dendam

Laporan wartawan Grid.ID, Pradipta Rismarini

Grid.ID – Teror yang terjadi di masjid Cristchurch, Selandia Baru menyisakan duka, diketahui salah satu pelakunya bernama Brenton Tarrant yang melakukan aksinya dengan senjata laras panjang.

Senjata yang digunakan oleh Brenton Tarrant untuk menyerang masjid Cristchurch di Selandia Baru menyimpan cerita tersendiri.

Brenton Tarrant menggunakan senjata yang bertuliskan banyak nama yang memiliki arti tersendiri dalam penyerangan di masjid Cristchurch, Selandia Baru.

Baca Juga : Soal Pelaku Penembakan di Mesjid di Selandia Baru, Shireen Sungkar: Biar Allah yang Bales !

Seperti yang diketahui, Brenton Tarrant melakukan serangan teror di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood yang berjarak lima kilometer, serta membunuh 49 orang.

Setidaknya satu orang anak dilaporkan tewas dalam penembakan ketika Shalat Jumat, dengan puluhan jemaah lain belum diketahui keberadaannya.

Saat menjalankan aksinya, Brenton Tarrant juga melakukan siaran live di Facebook.

Baca Juga : Wanita Ini Tewas Usai Selamatkan Nyawa Suaminya Saat Penembakan Brutal di Selandia Baru

Kini Brenton Tarrant pun sudah menjalani sidang perdananya pada Sabtu (16/3/2019).

Terlihat dalam rekaman live yang dilakukannya lewat Facebook, terlihat potongan gambar yang menunjukkan penampakan senjata yang digunakannya.

Yang menjadi perhatian adalah tulisan-tulisan berwarna putih bada senjatanya.

Baca Juga : Jadi Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya Kabarkan Kondisi WNI Korban Penembakan di Christchurch

Ternyata ada beberapa nama yang miliki hubungan dengan beberapa kasus penempakan, penyerangan dan juga pemberontakan.

Brenton Tarrant menyertakan beberapa nama, di antaranya adalah.

Baca Juga : Kisah Hidup Brenton Tarrant, Penembak Brutal di Masjid Selandia Baru, Lelaki Desa Biasa yang Peroleh Pemikiran Radikalnya Setelah Keliling Dunia

1. Anton Lundin Petterson

Anton Lundin Petterson adalah seorang pria berusia 21 tahun yang melakukan serangan sekolah di Trollahattan pada 22 Oktober 2015.

Dalam penyerangan itu Petterson membunuh seorang asisten pengajar dan seorang siswa laki-laki.

Baca Juga : Curahan Hati Istri Zulfirman Syah, WNI Korban Penembakan di Christchurch Selandia Baru : Anak Saya Trauma, tapi Kami Masih Hidup..

Ia juga menusuk siswa laki-laki lainnya dan seorang guru.

Petterson meninggal karena luka tembak saat penangkapannya.

2. Alexander Bissonnette

Baca Juga : Terniat! Untuk Melakukan Aksinya, Penembak Masjid Selandia Baru Ini Sengaja Datang dari Australia

Alexander Bissonnette adalah pelaku penembakan di masjid Quebec City pada 29 Januari 2017. Dalam serangan tunggal ia telah menewaskan 6 jamaah dan melukai 19 orang.

3. Skanderbeg

George Castriot yang lebih dikenal dengan Skanderbeg awalnya adalah soerang komandan militer Ottoman yang hidup pada abad ke 15.

Baca Juga : Terjadi Insiden Penembakan, Femmy Permatasari Batal Bulan Madu Mengelilingi Selandia Baru

Kemudian ia memimpin pemberontakan melawan kekaisaran Ottoman pada 1443.

Ia meninggalkan Ottoman selama Pertempuran Niš dan menjadi penguasa provinsi Krujë, Svetigrad, dan Modrič.

4. Antonio Bragadin

Baca Juga : Menikah di Selandia Baru, Begini Kondisi Femmy Permatasari Usai Insiden Penembakan

Marco Antonio Bragadin adalah seorang perwira militer yang tinggal di Venesia pada abad ke-16.

Sebagai Kapten Jenderal Famagusta di Siprus, Bragadin memimpin perang melawan penaklukan Ottoman pada 1570.

5. Charles Martel

Baca Juga : Tampil Cantik Bak Putri Kerajaan, Femmy Permatasari Bagikan Foto Pernikahannya di Selandia Baru

Charles Martel adalah seorang negarawan dan pemimpin militer Frank yang mengalahkan Muslim Spanyol pada pertempuran Tours (732-33).

Kemudian, ia memulai kampanye militer yang membangun kembali kaum Frank sebagai penguasa Galia.

Dalam manifesto yang diunggah ketika penembakan terjadi, Tarrant mengungkapkan dia sudah merencanakan untuk melakukan penembakan selama dua tahun terakhir.

Baca Juga : Gelar Pernikahan di Selandia Baru, Femmy Permatasari Akui Berat di Ongkos

"Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya.

Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah".

Di manifesto tersebut, dia mengatakan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah", dan terinspirasi dari Anders Breivik.

(*)