Find Us On Social Media :

Psikolog Poppy Amalya Sebut Orang Tua Para Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Harus Diberi Terapi Psikologis

By Novita Desy Prasetyowati, Kamis, 11 April 2019 | 11:57 WIB

Psikolog Poppy Amalya Sebut Orang Tua Para Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Harus Diberi Terapi Psikologis

Grid.ID - Setelah prihatin pada korban kasus #JusticeForAudrey psikolog Poppy Amalya sebut orang tua para pelaku harus diberi terapi psikologis.

Pasalnya peran orang tua para pelaku penganiayaan siswi SMP di Pontianak atau yang dikenal dengan kasus #JusticeForAudrey dalam mengasuh anak sangat penting.

Namun dengan adanya kasus #JusticeForAudrey, psikolog Poppy Amalya sangat penganjurkan para orang tua pelaku untuk melakukan terapi psikologis.

Baca Juga : Beri Dukungan untuk Korban Kasus #JusticeForAudrey, Psikolog Poppy Amalya : Saya Bersedia Memberi Terapi Gratis!

Baru-baru ini, psikolog Poppy Amalya diketahui ikut prihatin dengan kasus #JusticeForAudrey, kasus penganiayaan yang menimpa seorang siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (29/3/2019) lalu.

Lewat tagar #JusticeForAudrey dan banyaknya pemberitaan kisah korban yang dikeroyok 12 siswi SMA ini berhasil menarik simpati publik, termasuk psikolog Poppy Amalya.

Bahkan, Poppy Amalya terang-terangan memberi dukungan pada korban kasus #JusticeForAudrey.

Baca Juga : Emosi Saat Saksikan Boomerang 3 Pelaku Kasus #JusticeforAudrey di Kantor Polisi, Ashanty: Aku Benci Banget Lihatnya!

Ia bahkan berniat ingin memberikan terapi psikologis gratis kepada AU, korban kasus #JusticeForAudrey.

Seperti yang diwartakan Grid.ID sebelumnya, seorang siswi SMP dengan inisial AU asal Pontianak, dikeroyok oleh 12 siswi SMA.

Korban disebut dianiaya berkali-kali oleh 12 siswi SMA tersebut, mulai dari dibenturkan ke aspal hingga diinjak di bagian perut dan ditendang di bagian wajahnya.

Baca Juga : Sesalkan Hasil Visum Fisik Kasus #JusticeForAudrey Digunakan Sebagai Bukti, Psikolog Forensik: Luka Fisik Bisa Sembuh, Luka Psikologis Bisa Selamanya!

Namun pada hari Rabu (10/4/2019) para pelaku telah memberikan klarifikasi terkait kasus #JusticeForAudrey.

Sebanyak tujuh siswi SMA terduga pelaku kasus pengeroyokan #JusticeForAudrey baru saja menghadiri konferensi pers pada Rabu (10/4/2019).

Konferensi pers yang digelar pada Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para ketujuh terduga pelaku pengeroyokan untuk mengklarifikasi.

Baca Juga : Mengaku Salah Sampai Nangis Minta Maaf, Tiga Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Akhirnya Ditetapkan Sebagai Tersangka

Dalam konferensi pers ini pun ketujuh siswi terduga pelaku pengeroyokan di dampingi oleh Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Kalbar, Eka Nur hayati Ishak.

Dilansir Grid.ID dari video wawancara langsung di akun Facebook Tribun Pontianak dan Kompas TV, ketujuh para terduga pelaku pun menyampaikan klarifikasi kasus.

Dalam klarifikasinya salah satu terduga pelaku mengaku bersalah karena telah menyakiti korban hingga menimbulkan luka fisik.

Baca Juga : Mirip Kasus #JusticeForAudrey, 4 Selebritis Hollywood Ini Juga Pernah Dianiaya, Ada yang Dicambuk Neneknya Saat Remaja

Pelaku juga meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga dan publik atas aksi pengeroyokan yang telah ia lakukan.

"Sebagai salah satu pelaku, saya sedih, meminta maaf atas perlakuan saya terhadap Audrey.

Dan saya sampai menyesal dengan kelakuan keterluan saya ini," ungkap salah satu pelaku setelah tak kuasa menahan air mata.

Baca Juga : Ifan Seventeen Ikut Dukung #JusticeForAudrey, Hingga Jenguk Korban di Pontianak dan Janji Akan Bantu Tuntaskan Kasus Ini

Meski telah mengaku salah, psikolog Poppy Amalya merasa bahwa perilaku para pelaku kasus #JusticeForAudrey terkait pola asuh orang tua.

Oleh karena itu, orang tua para pelaku kasus #JusticeForAudrey perlu mendapatkan terapi psikologis.

Hal ini diungkapkan psikolog Poppy Amalya pada akun Instagramnya berikut ini.

 Baca Juga : Bisakah Kasus #JusticeForAudrey Selesai dengan cara Berdamai? Hotman Paris Berikan Analisis Hukum

"Utk pelaku, biasanya anak yang menjadi pelaku bullying adalah anak yg di besarkan dengan pola asuh otoriter atau sewenang-wenang menunjukkan kecenderungan anak menjadi pelaku bullying," tulis Poppy Amalya.

Tak hanya itu, Poppy juga menerangkan adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku anak.

"Selain pola asuh permisif (pembiaran)-memanjakan, juga turut menghasilkan kecenderungan remaja menjadi pelaku bullying.

Baca Juga : Beri Analisis Hukum Soal Kasus #JusticeForAudrey, Hotman Paris: Harusnya Pelaku Sudah Ditahan!

Pola asuh semacam ini memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan tindakan agresi pada orang lain.

Orang tua tanpa disadari membenarkan perilaku agresif dengan tidak menghukum anak mereka ketika melakukan tindakan agresif pada orang lain," imbuh Poppy Amalya.

Psikolog itu pun mengungkapkan pendapatnya bahwa tak hanya diselesaikan lewat hukum, para pelaku dan orang tuanya juga harus melakukan terapi psikologis.

Baca Juga : Kronologi Kejadian Kasus #JusticeForAudrey Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Polisi, Hingga Update Kondisi Terbaru Korban

Baca Juga : Tanpa Makeup, Maia Estianty Pamer Wajah Natural yang Super Cantik dan Awet Muda!

"Oleh sebab itu selain di selesaikan secara hukum, org tua pelaku semua perlu di berikan penanganan serius secara psikologis," imbuhnya.

Tak hanya itu, dalam unggahan terbarunya, psikolog Poppy Amalya telah membagikan kabar terbaru terkait dugaan rusaknya selaput dara AU.

Melalui hasil visum dan pemeriksaan kesehatan, tidak ada kerusakan ataupun luka pada fisik korban.

Baca Juga : Penampilan Rumahan ala Syahrini Ketika Menunggu Suami Pulang Kerja Curi Perhatian

Meski begitu, terapi psikologis untuk mengubah pola asuh orang tua sangat diperlukan agar tak ada lagi kasus serupa.

"Ambil Hikmah atas peristiwanya, ubah pola asuh menjadi demokratis, ajarkan anak empati, ajarkan dan edukasi anak utk dapat melawan bullying dengan cara berkomunikasi kepada pelaku dengan tegas.

Dan utk adek-adek di sekolah, bantu temannya saat mendapatkan bullying, dengan bersatu berpegangan tangan melawannya dengan “Tegas"," tulis psikolog Poppy Amalya.

Baca Juga : Biasa Kenakan Pakaian Seharga Puluhan Juta, Ini Penampilan Sporty Syahrini dengan Kaus 500 Ribuan

(*)