Find Us On Social Media :

Rumah Sakit Jiwa St.John's Asylum, Jadi Saksi Bisu Kisah Penyetruman dan Bunuh Diri di Inggris

By None, Sabtu, 13 April 2019 | 17:00 WIB

Rumah Sakit Jiwa St.John's Asylum, Jadi Saksi Bisu Kisah Penyetruman dan Bunuh Diri di Inggris

Pada paruh kedua abad ke-19, Inggris banyak membangun rumah sakit jiwa. Saat itu, banyak dokter yang yakin bahwa penyakit jiwa berhubungan erat dengan masalah fisik di otak mereka.

Maka, pada saat itu terapi setrum digunakan sebagai cara penyembuhan menggunakan leydan, alat penyetrum.

Seorang dokter jiwa di rumah sakit Sussex pada 1873 menulis, ada seorang wanita yang menderita melancholia. Ia suka menyakiti dirinya sendiri.

Baca Juga : Nasib Malang Bayi Sterling, Meninggal Akibat Popok Tak Diganti Selama 2 Minggu Oleh Orangtuanya

Wanita 26 tahun itu kemudian diberi terapi setrum. Semula dia hanya kuat menerima setrum dengan voltase rendah dan lama-lama mampu menerima setruman dengan voltase lebih tinggi.

Menurutnya, pasien itu membaik. Ia mulai tak punya kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri dan mulai lebih rasional dalam bicara.

Dalam artikel di British Journal of Psychiatry pada 1988, Dr Newth mengatakan, "Penyetruman dilakukan 26 kali (kepada wanita itu). Mulanya ia merasa sakit kepala. Namun, lama-lama ia bisa berpikir lebih jernih." (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Di Sinilah Tempat Penyetruman, Juga Kisah-kisah Bunuh Diri”