Find Us On Social Media :

Mengakomodasi Permintaan Pemerintah Iran, Telegram Kena Semprot Edward Snowden

By Ahmad Rifai, Minggu, 31 Desember 2017 | 21:29 WIB

Edward Snowden, Telegram, & Iran | grahamcluley.com & Laura Poitras

Saat ini, status mereka, "Ditangguhkan mengikuti aturan kami 'tidak ada seruan untuk kekerasan'."

"Hati-hati, ada garis yang tidak boleh dilewati, kasus serupa pernah terjadi dari bulan Oktober."

Telegram memungkinkan terjadinya komunikasi antar 2 individu.

(Baca juga: Sedang Berjalan Di Tengah Kota, Wanita Terperosok Dalam Lubang Berisi Air Panas Mendidih)

Selain itu, untuk sebuah saluran, mampu menyiarkan pesan secara bersamaan ke jutaan pengikut yang sudah melakukan subsribe.

Di Indonesia, Telegram sempat akan dilarang peredarannya.

Layanan pesan ini sungguh populer di Iran.

Kembali dikutip dari RT, ada lebih dari 20 juta pengguna di negara ini.

(Baca juga: Padahal Mau Menikah, Mempelai Wanita Malah Tewas Tertabrak Bus)

Di bulan September 2017, Iran menuntut Durov, menuduh Telegram telah memfasilitasi penyebaran paham terorisme, pornografi, dan sejumlah aktivitas ilegal.

Persoalan semakin runyam kala terjadi demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan harga pangan, korupsi, serta mengecam kepemimpinan politik di Iran.

Aksi ini setidaknya dimulai hari kamis (28/12/2017).