Find Us On Social Media :

Kisah Pilu Sebuah SMP Swasta di Bekasi Selatan, Tetap Berusaha Memberikan yang Terbaik Meski Hanya Miliki 2 Orang Siswa di Tahun Ajaran Baru

By Asri Sulistyowati, Selasa, 16 Juli 2019 | 19:27 WIB

SMP swasta di Perumnas 1 Kayuringin, Bekasi berusaha bertahan dengan jumlah siswa baru yang hanya 1 digit pada tahun ajaran 2019/2020.

Biaya operasionalnya pun lebih besar pasak daripada tiang.

Di luar honor guru saja, gedung sekolah tiga lantai itu butuh perawatan.

Baca Juga: Tak Mau Macet di Hari Pertama Sekolah, Hanung Bramantyo Antarkan Anak ke Sekolah Sampai Bonceng Empat

Wakasek akhirnya memutuskan, kegiatan belajar di sekolahnya memakai sistem moving class agar ruangan-ruangan kelas yang tak terpakai bisa digunakan dan tetap terawat.

Hanya, untuk menghemat biaya operasional, pendingin ruangan tak lagi digunakan.

"Tadinya ada 12 kelas, sekarang tinggal 3, kami siasati moving class saja. Kami buat ruang musik, termasuk ruang (belajar) agama."

"Ruangan enggak dipakai kan rusak. Meja dan kursi lapuk, pasti. Peralatan elektronik, keyboard, organ, seperti angklung-angklung juga. Angklung enggak pernah dipakai kan lembab, lembab suaranya berubah," ungkap Wakil Kepala Sekolah.

Baca Juga: Ikut Ramaikan Hari Pertama Sekolah, Najwa Shihab Unggah Foto Masa Kecil dan Ungkap Hal yang Paling Ditakutinya

Kerusakan memang sudah terlihat di sekolah tiga lantai, dimana langit-langit lantai tiganya lepas, lantainya menguning, akses menuju aula dikunci karena tak signifikan lagi fungsinya.

Di sisi lain sekolah, kolam beton yang baru separuh jadi tak dilanjutkan pembangunannya.

Wakil Kepala Sekolah menyebut, sumber pendanaan operasional sekolah praktis tinggal mengandalkan dana yayasan yang diperoleh dari hasil subsidi silang dengan SMP-SMP swasta naungan yayasan yang masih banyak peminat di Jakarta.

Tanpa itu, keuangan sekolah tersebut mengalami defisit.