Find Us On Social Media :

Buta, Lumpuh dan Tak Bisa Bicara Usai Terpapar Abu Gunung Sinabung, Anggota TNI Pratu Gilang Al Fajar: Mata Saya Perih, Tenggorokan dan Dada Panas...

By Siti Maesaroh, Minggu, 6 Oktober 2019 | 14:55 WIB

Pratu Gilang Al Fajar

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Maesaroh

Grid.ID - Nasib malang harus dialami seorang prajurit TNI muda saat bertugas.

Pratu Gilang Al Fajar, harus merelakan kehilangan penglihatan (buta) akibat debu erupsi Gunung Sinabung.

Melansir dari Tribun Medan pada Sabtu (5/10/2019), saat itu Gilang Al Fajar memang ditugaskan untuk ikut membantu mengevakuasi saat bencana letupan gunung yang terletak di Kabupaten Karo itu terjadi.

Baca Juga: Potret Kondisi Terkini Gunung Tangkuban Parahu Pasca Erupsi, Jalanan hingga Dagangan Warga Memutih karena Tertutup Abu Vulkanik

Baca Juga: Suaminya Kembali Duduki Kursi di Senayan, Ternyata Istri Fadli Zon bukan Orang Biasa!

Saat itu, tepatnya pada tahun 2013, Gilang ditempatkan di Karo selama kurang lebih 2 bulan.

Kemudian pada Desember 2014, ia kembali ditugaskan untuk membantu membangun perumahan di Desa Siosar.

Namun tepat pada hari ketujuh ia berada di Desa Saosir, kejadian nahas itu terjadi.

Baca Juga: Ramai di Twitter Gunung Tangkuban Perahu Erupsi, Paranormal Wirang Birawa: Sampai Akhir Tahun di Sini Meletus di Sana Erupsi

"Hari ketujuh di Desa Siosar tepatnya di puncak 2000, saya membawa material ke puncak 2005 dengan mobil hardtop.

"Saat itu posisi saya berdiri berada di bak mobil, untuk menjaga material agar tidak jatuh," ujar Gilang dikutip dari Tribun Medan.

Tepat pada saat itu juga Gunung Sinabung kembali mengalami erupsi dan mengeluarkan banyak debu.

Baca Juga: Viral Video Gunung Tangkuban Perahu Erupsi, Kepala PVMBG Imbau Agar Masyarakat dan Wisatawan Waspadai Letusan yang Bersifat Tiba-tiba

"Mata saya pun tersambar debu dan banyak terhirup juga oleh saya.

Seketika mata saya terasa sangat perih, tenggorokan dan dada saya terasa panas."

"Saya ingin membersihkan dengan air, namun di posisi saat itu tidak ada air.Saat itu saya masih bisa melihat walaupun mata saya masih terasa perih," ujar Gilang.

Baca Juga: Statusnya Naik Menjadi Siaga, Inilah 5 Potret Bukti Dahsyatnya Erupsi Gunung Anak Krakatau di Akhir Tahun 2018

Alumnus Tamtama tahun 2012 ini juga mulai mengalami demam tinggi pada malam harinya.

Kondisinya semakin lemas, hingga akhirnya ia dievakuasi ke Rumah Sakit Putri Hijau Medan.

Saat menjalani perawatan, Gilang sempat tak sadarkan diri, dan ketika bangun ia merasa tubuhnya lumpuh.

Baca Juga: Ngeri! Inilah Potret Terkini Gunung Anak Krakatau yang Terus Erupsi di Selat Sunda! Debu Vulkanik Terus Mengepul Keluar hingga Menutupi Badan Gunung

"Setelah saya sadar, saya sudah lumpuh, tidak bisa berbicara dan tidak bisa melihat.

"Dokter pun memvonis saya keracunan debu vulkanik yang menyerang ke seluruh syaraf saya," ujar Gilang.

Segala upaya sudah dilakukan bahkan sampai membawanya berobat ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca Juga: Video Detik-detik Tsunami Banten, Diduga Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau dan Gelombang Pasang Bulan Purnama

Istri Gilang, Wulandari mengatakan jika ia dan keluarga sudah mengusahakan yang terbaik agar penglihatan suaminya kembali seperti semula.

Salah satu pengobatan yang mereka tempuh ia melalui akupuntur.

Ia berharap dengan mencoba pengobatan yang berbeda bisa memberikan sedikit harapan demi kesembuhan suaminya.

Baca Juga: Erupsi Merapi 1 Juni 2018, Ini yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gunung Meletus

Wulan juga memohon doa kepada seluruh masyarakat agar suaminya bisa melihat lagi.

Selain itu, tepat pada Selasa (1/10/2019) kemarin, Gilang juga menerima kenaikan pangkat menjadi Prajurit Satu (Pratu).

Tak cuma itu, meski harus mengalami insiden kehilangan penglihatan, Gilang tetap berprestasi dan tak patah semangat.

Baca Juga: Merapi Kembali Erupsi Dini Hari, Terdengar Suara Gemuruh dan Hujan Abu Selimuti Magelang

Ia bahkan tergabung dalam atletik National Paralympic Commite (NPC) Sumatera Utara dari Cabang olahraga tolak peluru putra dan lempar lembing putra.

Melansir dari Kompas.com pada 15 Juli 2014 silam, Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara kembali mengalamai erupsi.

Saat itu awan panas diikuti lava pijar tampak terlihat dari puncak Gunung Sinabung.

Baca Juga: Di Balik Erupsi Gunung Merapi Hari Ini, Simak Manfaat Abu Vulkanik Bagi Kesuburan Tanah

Untuk menghindari korban jiwa, pemerintah mengumumkan untuk mengevakuasi semua warga Kabupaten Karo.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 14.130 jiwa yang masih mengungsi dan ditampung di 23 lokasi pengungsian.

Sementara itu 3.683 jiwa lagi yang terdiri atas 1.258 kepala keluarga ditampung di sejumlah rumah sewa.

(*)