Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Rusdianto (41), warga Bendul Merisi, gang Besar Timur, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, ditemukan tewas di pinggir Tol Malang-Pandaan kilometer 72.400/B, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Jasad driver taksi online tersebut pertama kali ditemukan oleh salah satu pengguna jalan tol pada Rabu (23/102019) siang.
Saat ditemukan, kondisi jasad Rusdianto sungguh mengenaskan.
Kepalanya dibungkus dengan kain berwarna putih dengan leher yang terikat tali tampar.
Melansir dari Kompas.com, Rusdianto sendiri sudah dikabarkan menghilang sejak Senin (21/10/2019) lalu.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera menjelaskan, pada saat itu, Rusdianto mendapatkan order GoCar dari tersangka, Gianto (36), dengan rute ke Pondok Maritim wilayah Surabaya Selatan.
Rusdianto selaku driver taksi online pun menjemput tersangka menggunakan mobil Suzuki Ertiga L 1239 XD.
Sesampainya di lokasi, tersangka meminta untuk diantarkan lagi ke Graha Family.
Namun di tengah perjalanan, tersangka justru menyuruh Rusdianto untuk berhenti tepat di belakang National Hospital.
Baca Juga: Viral! Jenazah Pria Tanpa Kepala Ditemukan di Pinrang pada Tengah Malam, Pihak Kepolisian Buka Suara
Di lokasi itulah pelaku tiba-tiba melilitkan tali tampar ke leher Rusdianto dari bangku belakang.
Setelah korban meninggal, pelaku kemudian mengambil alih kemudi dan meluncur ke arah Malang untuk membuang jasad korban.
"Namun rencana berubah, dan jenazah dibuang di bahu jalan tol Pandaan-Malang dekat saluran air, sekitar pukul 5 sore," kata Barung.
Baca Juga: Tersebar Video Viral Berisi Rekaman Ucapan Guru Sebelum Meninggal Dunia, Ditusuk Muridnya di Sekolah
Tewasnya Rusdianto tentu menyisakan luka yang mendalam, terlebih bagi calon istrinya, Dewi Puspitasari (39).
Seperti diketahui, Rusdianto sendiri sudah menduda dan selama ini tinggal menumpang di rumah bos pemilik mobil yang dia kendarai untuk narik GoCar.
Sementara Dewi Puspitasari, warga Benowo, Surabaya juga menjanda.
Keduanya sendiri merupakan pasangan kekasih yang akan melangsungkan pernikahan pada Desember 2019 mendatang.
*Komunikasi Terakhir*
Melansir dari Surya Malang, Dewi menuturkan sempat berkomunikasi melalui WhatsApp dengan Rusdianto pada Senin pagi sebelum kejadian.
Saat itu, Rusdianto sempat menelepon Dewi, namun kemudian buru-buru pamit karena akan mengantar penumpang.
"Nggak bisa lama-lama ngobrolnya, bilang kalau ada customer. Saya nggak ganggu. Terakhir itu pukul 13.15 WIB, sepertinya posisi dapat orderan," kata Dewi Puspitasari di rumahnya, Benowo, Kamis (24/10/2019).
"Sudah ya, Ma, bawa customer," kata Dewi menirukan perkataan Rusdianto.
Karena tak ingin menganggu, Dewi pun hanya bisa menunggu calon suaminya selesai bekerja.
*Tak Dapat Dihubungi*
Dewi pun baru menghubungi calon suaminya itu lagi pada malam hari.
Namun nomor Rusdianto tidak dapat dihubungi.
Padahal biasanya sekitar jam-jam segitu mereka berdua sering berbincang lewat telepon.
"Saya hubungi lagi pukul 19.45 WIB sudah off handphone-nya. Biasanya jam segitu telepon ngobrol bisa lama sambil nunggu orderan yang nyangkut," terang Dewi.
Dewi pun kemudian mulai bertanya-tanya saat nomor Rusdianto yang satunya juga ikut tidak bisa dihubungi.
Karena tidak biasanya kedua nomor Rusdianto tidak dapat dihubungi.
"Dia enggak ada izin, pamit, cuma ngomong antar customer. Saya juga enggak tanya. Biasanya saya tanya, ngambil penumpang di mana. Tapi ini enggak tanya, ya enggak ngomong," kata ibu dua anak itu.
"Biasanya ngobrol, berangkat kerja pagi telepon dulu. Komunikasi setiap hari lewat telepon, karena nggak setiap hari ketemu," terangnya.
Baca Juga: 39 Mayat di Temukan Berada di Dalam Truk Kontrainer : Jenazah Diduga Imigran
Ia dan keluarga Rusdianto pun sempat panik dan kemudian memilih melapor ke Polsek Pakal Surabaya.
*Akan Menikah 2 Bulan Lagi*
Satu hari kemudian, Dewi harus menerima kenyataan pahit bahwa calon suaminya, Rusdianto, sudah ditemukan tewas di pinggir jalan Tol Malang-Pandaan.
Mendengar kabar ini, ibunda dari Dewi mengatakan anaknya merasa sangat terpukul.
"Anak saya nangis-nangis. Pacaran tahun ini, mau nikah dua bulan lagi, Desember," kata Sunarsih (64), ibunda dari Dewi Puspitasari.
Dewi Puspitasari sendiri sudah menjalin hubungan asmara dengan Rusdianto selama lebih dari setahun.
Ia mengaku jatuh hati dengan sosok Rusdianto karena dikenal sebagai pria yang mudah bergaul dan ringan tangan.
"Orangnya supel, baik banget, gampang bersosialisasi sama orang, tetangga juga kenal. Sering membantu, nggak susah orangnya. Ringan tangan, bantu-bantu," akui Dewi.
Bagi Dewi, pria yang menjalin hubungan kekasih selama satu tahun itu menjadi kekasih sekaligus teman yang selalu mensupport dan mengajarinya dewasa.
"Apa-apa dia cerita, ngasih semangat. Kalau ada yang jahat dia selalu diam, pesan 'sudah nanti Allah yang balas'. Gak pernah jahat sama orang," kata Dewi lirih.
Setiap hari, lanjut Dewi, Rusdianto selalu memberi kabar melalui telepon. Empat hingga lima kali telepon setiap hari.
Namun, niat Dewi untuk melangsungkan pernikahan harus dikubur dalam-dalam.
Baca Juga: Masih Bertali Pusat, Bayi Perempuan Ditemukan Tewas di Dalam Tong Sampah!
Peristiwa nahas menimpa kekasihnya yang menjadi korban pembunuhan sekaligus perampokan oleh Gianto (36), warga Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung, Surabaya.
(*)