Find Us On Social Media :

Bongkar Analisa Perilaku 2 Polisi Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan yang Sempat Teriak-teriak di Depan Media, Pakar Ekspresi: Tidak Ada Emosi Marah Maupun Dendam!

By Novita Desy Prasetyowati, Selasa, 31 Desember 2019 | 18:42 WIB

Bongkar Analisa Perilaku 2 Polisi Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan yang Sempat Teriak-teriak di Depan Media, Pakar Ekspresi: Tidak Ada Emosi Marah Maupun Dendam!

Baca Juga: Tuduh Kasus Penyerangan Terhadap Novel Baswedan Rekayasa, Dewi Tanjung: Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Masih Punya Nurani

Seperti dilansir GRID.ID dari laman Tribun Bogor, seorang pakar ekspresi dan gestur, Handoko Gani mengungkap makna teriakan pelaku.

Pasalnya, meski pelaku tampak kesal, Handoko justru membongkar makna di baliknya.

Selain itu, menurut Handoko Gani tidak ada ekspresi yang menggambarkan pelaku menyimpan dendam kepada Novel Baswedan.

Baca Juga: Viral Tagar #Tangkapdewitanjung Lantaran Tudingan kepada Novel Baswedan Tak Terbukti, Dewi Tanjung Tak Ambil Pusing: Tagarnya Hanya 11 Ribu Saja Sedangkan Penduduk Indonesia Ada 280 Juta Jiwa

"Ndak, tidak terlihat emosi marah atau perasaan dendam," kata Handoko Gani kepada TribunnewsBogor.com, seperti yang dilansir GRID.ID pada Selasa (31/12/2019).

Menurut Handoko, nada bicara tinggi pelaku tidak menggambarkan emosi yang meledak-ledak.

"Nada tinggi bukan berarti 100% marah apalagi dendam. Bisa juga bawaan anatomi tubuh. Kita tahu orang-orang dari etnis tertentu bisa bersuara besar,"

Baca Juga: 2 Pelaku Lapangan Sudah Ditangkap, Tim Advokasi Novel Baswedan Desak Polisi Ungkap Jenderal dan Aktor Intelektual Lain yang Terlibat

Bisa juga karena profesi. Contoh, Tukang Parkir, Guru Olahraga, Pembicara, Interviewer, Polisi rata-rata suaranya besar," jelas Handoko.

Meski begitu, Handoko Gani mengaku analisis tersebut merupakan sebuah hipotesis awal.

Ia memerlukan investigasi lebih untuk mengungkap ekspresi yang sesungguhnya.