Find Us On Social Media :

8 Kisah Perjuangan Kembar Siam di Indonesia, Salah Satu Kembarannya Ada yang Meninggal Dunia

By Alfa Pratama, Sabtu, 24 Maret 2018 | 18:56 WIB

Bayi kembar siang yang berhasil dipisahkan, Dwi Mustika Wardani - Tri Tiara Wardani (kiri) dan Yuliana-Yuliani (kanan)

Grid.ID Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.

Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.

Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran.

Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan.

Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarang Thailand). 

(Bikin Haru, Bocah Kembar Siam Ini Tak Mau Dipisahkan Meski Dempet Sejak Lahir)

Menurut Reyna Dwi Restuti, Direktur medis dan Keperawatan, RSCM, kasus pemisahan bayi kembar siam di RSCM telah dilakukan sejak tahun 80-an.

Selama kurun waktu 2009 hingga 2015, tercatat ada 20 pasangan kembar yang dilakukan pemisahan.

Dari 20 kasus kembar siam yang dipisahkan, ada 8 kasus yang menyatu di perut dan dada, 3 kasus menyatu di bagian pusat, 3 kasus menyatu di bagian panggul, 2 kasus menyatu di bagian perut, 2 kasus menyatu di bagian dada hingga pusat, dan satu kasus menyatu di kepala serta satu kasus menyatu di bagian pantat.

(36 Tahun Terpisah, Saudara Kembar Bersatu Kembali Berkat Kejelian Seorang Polisi )

Inilah deretan bayi kembar yang berhasil dipisahkan. 

1. Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita

Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita anak dari Bari dan Yuni Setiawati.

Ibu muda ini tak pernah menyangka akan melahirkan bayi kembar siam dempet kepala pada 23 Oktober 2016 lalu di Rumah Sakit Kartika Husada Bekasi.

Pada tanggal 2 dan 4 Februari 2017 lalu, Rafky dan Rifky pun menjalani operasi pemisahan oleh tim dokter RSAB Harapan Kita dengan Penasihat Direksi dan Penanggung Jawab adalah Direktur Medik dan Keperawatan RSAB Harapan Kita, DR. Dr Didi Danukusumo, SpOG(K), sementara tim dipimpin oleh Dr. Alexandra, SpB, SpBA.

Total operasi berlangsung selama 28 jam yang melibatkan sekitar 70 dokter dan 25 perawat. Ada sekitar 17 dokter spesialis yang dikerahkan, mulai dari spesialis anak, bedah syaraf, anestesi, hingga bedah plastik.

Operasi pemisahan berjalan sukses meski para dokter dihadapkan dengan berbagai kesulitan.

Pasca-operasi kesehatan Rafky dan Rifky sempat kritis.

Namun, saat ini kondisinya sudah mulai stabil dan semakin membaik. 

(Dua Astronot Kembar membuktikan DNA Bisa Berubah Saat di Luar Angkasa) 2. Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani 

Bayi Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani adalah putri pasangan Yana (32) dan Purwanah (29) warga Kuningan, Jawa Barat.

Bayi tersebut adalah kembar siam jenis conjoined twin ischiopagustetrapus dengan perut dan panggul.

Sedangkan usus besar dan kandung kemih hanya ada satu.

Tim bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akhirnya berhasil memisahkan bayi kembar siam, Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani. 

Setelah menjalani operasi selama 16 jam, sejak Selasa (26/1) malam hingga Rabu (27/1) dini hari, Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani dalam kondisi stabil.

Sastiono, dokter spesialis bedah anak yang menjadi ketua tim operasi pemisahan itu menambahkan, bayi Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani sudah mulai ditangani RSCM sejak 8 bulan lalu dan merupakan pasien rujukan dan RSUD 45 Kuningan.

(Romantis, Sepasang Laki-laki Kembar Melamar Sepasang Wanita Kembar)

3. Sahira-Fahira

Sahira-Fahira merupakan bayi asal Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Kedua bayi ini saat ini berumur 6,5 bulan. Kedua bayi ini memiliki berat 9,4 kilogram. Dimana, Fahira memiliki berat badan 5,5 kilogram dan Sahira 3,9 kilogram.

Setelah sempat dirawat oleh tim medis Rumah Sakit Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan, bayi kembar siam Sahira-Fahira akhirnya menjalani operasi pemisahan, Senin (16/10/2017).

Sekretaris Tim Dokter Penanganan Bayi Kembar Siam Sahira-Fahira , dr Rizky Ardiansyah SpA (K) mengatakan, operasi pemisahan sudah berlangsung sejak 08.30 WIB tadi. Sebanyak 50 dokter terlibat dalam tindakan operasi, mulai dari proses pembiusan, hingga penanganan pasca operasi nantinya.

(4 Hal Tentang Kehamilan Anak Kembar yang Wajib Kamu Tahu)

4. Zahira dan Syakira

Kembar siam yang merupakan putri pasangan Siti Maryam dan Edi Utomo lahir pada 16 November 2011 dengan kondisi dempet pada jaringan otak dan kulit kepala. 

Kondisi ini disebut Kraniopagus dan jenis kembar siam yang jarang ditemukan, hanya terjadi 1 berbanding 2,5 juta kelahiran bayi.

Pada tanggal 11 Januari 2012, bayi kembar siam ini dioperasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama 18-20 jam.

5. Nawal-Zakil

Bayi kembar siam asal Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Nawal-Zakil, meninggal dunia di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jumat (24/07/20009) dini hari.

Bayi hasil pernikahan pasangan suami istri, Laswan Daniel dan Ita Wuri itu meninggal dunia sekitar pukul 02.00 WIB atau lima jam setelah tim dokter RSUD dr Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil memisahkan bayi kembar siam asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Janeeta-Janetra.

Kepala Pusat Pelayanan Kembar Siam RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto, SpA (K), mengatakan, meninggalnya Nawal-Zakil akibat mengalami kegagalan multifungsi organ.

"Bayi kembar siam Nawal-Zakil hanya memiliki satu jantung, sehingga tidak mungkin dipisahkan seperti Janeeta-Janetra," katanya menjelaskan.

Tim dokter sebelumnya sudah memperkirakan bahwa Nawal-Zakil tidak mungkin akan bertahan dalam waktu lama, karena hanya memiliki satu jantung.

Bahkan, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, bayi kembar siam yang hanya memiliki satu jantung paling lama bertahan hidup sekitar 60 hari.

(Bayi Kembar Siam Lakukan Operasi Langka, Ibu Ini Bagikan Transformasi Anaknya yang Mengispirasi!)

6. Janeeta-Janetra

Tim dokter dari RSUD dr Soetomo dan Fakultas Kedokteran Unair telah berhasil memisahkan bayi kembar siam, Janeeta-Janetra, Kamis (23/7) malam.

Operasi pemisahan di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr Soetomo itu berlangsung selama 15 jam, mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WIB.

Tingkat kesulitan operasi pemisahan bayi kembar siam asal Pasuruan, Jawa Timur, Janeeta-Janetra, sangat tinggi dengan risiko yang besar pula.      

"Dibandingkan dengan kembar siam lainnya, operasi pemisahan Janeeta-Janetra kesulitannya sangat tinggi," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam RSUD Soetomo, Surabaya, dr Agus Harianto, Sp.A (K).       

Ia menjelaskan, bagian tubuh kedua bayi yang dempet itu cukup luas, sehingga sangat berisiko terkena infeksi akibat luka terbuka yang cukup lebar.

Selain itu, bayi tersebut memiliki dua jantung yang saling menempel antara satu dan yang lainnya.

(Kisah Mengharu Biru Bayi Kembar Siam yang Dempet Kepala, Sudah 29 Tahun Berlalu, Tengok Kabar Mereka Sekarang)

7. Salma - Sofia

Bayi kembar siam Salma - Sofia dilahirkan di rumah sakit RSUD Dr Soetomo Surabaya, Senin (8/1/2018).

Bayi kembar siam dempet perut ini dilahirkan setelah berkonsultasi di Fetomaternal RSUD dr Soetomo sehingga kelahirannya memang dipersiapkan khusus, apalagi bayi ini tergolong kembar siam yang survival.

Kedua bayi terlahir dengan berat keduanya 4.950 gram secara prematur yaitu sekitar 37 dan 38 minggu.

Kondisi bayi ini termasuk kembar siam dempet perut (omphalopagus) dengan bagian Omphalokel tipis yang mudah pecah.

Salma dan Sofia, menjalani operasi darurat pemisahan, Rabu (31/1/2018).

Operasi yang dimulai pukul 11.20 WIB kemudian berhasil dipisahkan pada 12.24 WIB dan operasi selesai total pada pukul 15.20 WIB.

Sayangnya, Bayi Sofia dilaporkan meninggal pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 08.43 WIB.

Bayi Sofia dilaporkan meninggal dunia karenakan gagal fungsi multiorgan, kelainan bawaan kembar siam yang kompleks.

(Kisah Pilu Kembar Siam Pertama di Dunia, Meninggal Dunia dan Menikah Bersama-sama)

8. Yuliana-Yuliani

Anak pasangan Tularji dan Hartini dari Tanjung Pinang, terlahir kembar siam dempet di kepala secara vertikal (kraniopagus).

Pada usia 2 bulan 21 hari, kembar siam itu menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Operasi pada 21 Oktober 1987 itu jadi tonggak sejarah bidang kedokteran di Indonesia, khususnya bedah saraf.

Kini setelah 31 tahun berselang, Yuliana-Yuliani telah tumbuh dewasa.

Yuliani kini menjadi dokter dari Universitas Andalas (Unand), Padang, dan menjalani program internsip di Puskesmas Seberang Padang, Kota Padang, Sumatera Barat.

Sementara Yuliana sedang menempuh program doktor ilmu nutrisi dan teknologi di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Meski pernah menjalani operasi pemisahan kepala dengan risiko tinggi, Yuliana-Yuliani mampu bersaing dengan anak lain yang terlahir normal di bidang pendidikan.

Bahkan, capaian mereka terbilang luar biasa.  (*)