Tikus yang diberikan ekstrak kafein menunjukkan penurunan lemak lebih banyak ketimbang tikus yang diberikan teh tanpa kafein.
Efek anti-obesitas serupa ditunjukkan tikus yang mengonsumsi kafein sintetis atau kafein yang diekstrak dari kopi.
Dengan mempelajari sel-sel tikus, para ilmuwan menemukan bahwa kafein memberikan efek dengan mengubah ekspresi gen tertentu.
Mereka melaporkan hasil penelitiannya dalam makalah Journal of Functional Foods baru-baru ini.
Salah satu peneliti yakni Prof Elvira Gonzalez de Mejia, mengatakan, teh dan kopi dapat dianggap sebagai agen anti-obesitas.
Baca Juga: Kenang Perjuangannya Bersama Ria Irawan Melawan Kanker, Mayky Wongkar: Aku Udah Kalah Perang...
Mengurangi akumulasi lemak tubuh
Tim memberi enam kelompok tikus diet tinggi lemak, tinggi gula selama 28 hari.
Mereka melengkapi diet dari lima kelompok yakni kafein sintetis, teh mengandung kafein, kafein yang diekstrak dari teh, kafein yang diekstrak dari kopi, dan teh tanpa kafein.
Jumlah kafein setara dengan jumlah yang dikonsumsi manusia dari minum 4 cangkir kopi per hari.
Setelah 28 hari, ada perbedaan nyata dalam massa tubuh tanpa lemak di antara enam kelompok tikus.
Tikus yang mengonsumsi kafein dari sumber mana pun memperoleh lebih sedikit lemak tubuh daripada rekan-rekannya dalam kelompok non-kafein.