Find Us On Social Media :

Imelda Marcos, Ibu Negara Shopaholic yang Suka Menghamburkan Uang Milik Rakyatnya untuk Foya-foya

By Linda Fitria, Senin, 26 Maret 2018 | 23:13 WIB

Imelda Marcos

Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N

Grid.ID - Shopaholic ialah sebuah penyakit psikologis seseorang yang suka berbelanja.

Bukan hanya sebatas suka, shopaholic membeli barang berlandaskan keinginannya bukan kebutuhan.

Atau istilahnya suka menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak perlu.

Jika membahas mengenai shopaholic, ada satu wanita dari Filipina yang tak boleh dilewatkan.

Ia adalah Imelda Marcos.

(BACA : 4 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Bawang Putih Selama Masa Kehamilan)

Imelda Romuáldez Marcos lahir pada 2 Juli 1929 di Filipina.

Ia adalah mantan finalis Miss Manila pada tahun 1950.

Sejak itulah namanya mulai terdengar di telinga publik Filipina.

Hingga ia akhirnya bertemu dan menikah dengan Ferdinand Marcos, seorang anggota Partai Nacionalista dari Ilocos Norte.

Ia dikaruniai 3 orang anak dari hasil pernikahannya itu.

Pada 9 November 1965 Ferdinand Marcos terpilih menjadi Presiden Filipina ke 10.

Maka secara otomatis Imelda menjadi ibu negara Filipina.

(BACA : Menjelajah Salar de Uyuni, Indahnya Bentangan Cermin Alam Terbesar di Dunia)

Menjadi wanita nomor 1 di negara itu membuat Imelda bak seorang permaisuri paling cantik dan kaya di negaranya.

Imelda merasa dirinya patut disejajarkan dengan ibu negara paling modis saat itu, Jacqueline Kennedy.

Bahkan kemanapun suaminya sedang pergi utamanya kunjungan ke luar negeri, Imelda selalu ikut.

Ia juga berusaha menjalin relasi dengan banyak pemimpin dunia macam Muammar al-Qaddafi, Presiden AS Lyndon B. Johnson dan Pemimpin Kuba Fidel Castro.

Tapi yang paling menjengkelkan dari ulahnya tentu saja gaya hidup ibu negara tersebut.

Sementara banyak orang Filipina hidup dalam kemiskinan, Imelda Marcos malah suka berbelanja keluar negeri secara membabi buta.

Dia pergi ke New York City dan tujuan lain untuk membeli pakaian mahal, perhiasan mewah, dan barang-barang mewah lainnya. 

(BACA : Thai Green Chicken Curry, Cukup Satu Menu untuk Makan Malam Sekeluarga)

Cerita tentang pemborosannya yang paling gila terjadi pada tahun 1983.

Kala itu ia pergi berlibur ke New York, Roma dan Coppenhagen.

Liburan selama 90 hari itu membuat Imelda menghabiskan uang tujuh juta dollar Amerika (Rp 93 miliar) untuk membeli perhiasan, limosin, dan lukisan karya Michelangelo.

Bahkan hanya untuk mengunyah permen karet Imelda membeli permen karet seharga Rp 2,6 juta.

Lebih gilanya lagi Imelda pernah menyuruh pesawat pribadinya putar balik hanya karena ia lupa membeli keju.

Imleda juga berpikir bahwa kediaman suami dan dirinya haruslah mewah dan megah.

Istana Malacanang tempat kediamannya juga dipoles dengan lukisan-lukisan mahal, porselen bernilai tinggi dan lain sebagainya.

Tetapi semua kemegahan ini diperoleh dengan mengorbankan rakyat Filipina. 

(BACA : Deretan Makanan yang Pantang Dikonsumsi Setelah Melahirkan Caesar, Catet ya!)

Miliaran uang kas negara Filipina milik rakyat dipakai untuk 'menghidupi' keluarga presiden tak tahu diri itu.

Negara Filipina hampir kolaps karena ulah Imelda Marcos dan suaminya.

Selain kolusi dan korupsi, rezim Marcos juga dikenal karena aturan opresifnya. 

Hal itu ditandai saat Ferdinand Marcos mengumumkan darurat militer pada bulan September 1972 yang pada dasarnya hanya mengukuhkan dirinya sebagai diktator.

Hingga pada tahun 1983 terjadi pembunuhan kepada oposisi lawan Ferdinand Marcos, Benigno Aquino.

Rakyat yang sudah muak dengan pemerintahan busuk Ferdinand dan istrinya itu mengamuk dan terjadi kerusuhan massal di sana yang bernama Revolusi Kekuatan Rakyat.

Imelda akhirnya melarikan diri dari negaranya ke Hawaii dengan suaminya setelah mereka berdua diancam akan diseret ke pengadilan untuk dimintai keterangan soal pembunuhan itu dan segala macam kebusukannya pada tahun 1986.

(BACA : Cara Alami Atasi Kelopak Mata Kendur yang Sering Bikin Kesel )

Saat pergi itulah Imelda meninggalkan segala barang yang dibelinya dari kas negara.

Tak tanggung-tanggung, lebih dari 1.200 pasang sepatu berharga mahal ditemukan di rumahnya yang menjadikan simbol korupsi oleh pasangan pejabat korup ini.

Dalam kehidupan pengasingannya di Hawaii Imelda dan suaminya beberapa kali berusaha dijerat hukuman karena korupsi yang menjarah uang rakyat Filipina.

Hingga akhirnya Ferdinand Marcos tutup usia pada tahun 1989 dan Imelda kembali ke Filipina.

Saat ini di usia senjanya (85) Imelda menjadi Ketua Umum Partai Nacionalista.

Diberitakan Imelda masih berminat untuk mengajukan diri dalam pemilu Presiden Filipina mendatang yang tentu saja akan mendapat saingan berat dari Rodrigi Duterte.(*)