Find Us On Social Media :

Demi Selamatkan Putrinya yang Tertidur Pulas, Seorang Ibu di Sulsel Nekat Terobos si Jago Merah, Namun Nasib Keduanya Berujung Tragis!

By Arif Budhi Suryanto, Sabtu, 11 Januari 2020 | 08:34 WIB

Api melahap tujuh unit rumah di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan dan menelan dua korban jiwa, Jumat dini hari

Senni sendiri dikenal sebagai pribadi yang baik oleh tetangga-tetangganya.

Sejak kematian suaminya lima tahun lalu, Senni dengan giat menjadi tulang punggung keluarga.

Selain itu, ia juga menjdi single parent atau orang tua tunggal bagi kedua anaknya, Awal (14) dan Asni (8).

Pasca-kematian suaminya, Senni tinggal bersama orang tuanya dan bekerja sebagai penjual cendol di Pasar Batubatu, Kecamatan Marioriawa.

Sebagai seorang pedagang, Senni dianggap baik hati dan berjiwa sosial tinggi karena sering membagikan cendol gratis kepada tukang bangunan maupun tukang becak yang sering mangkal di sekitar tempatnya berjualan.

Baca Juga: Aktif Kampanyekan Pentingnya Peran Pemadam Kebakaran Sejak Tahun 2016, Park Hae Jin Dianugerahi Gelar Kehormatan!

Kerugian Mencapai Ratusan Juta

Selain merenggut nyawa kedua warganya, kebakaran ini juga telah menyebabkan kerugian materiil yang besar.

Tujuh rumah panggung berbahan kayu ludes dalam peristiwa kebakaran itu.

Tujuh rumah tersebut antara lain milik Latappa (60), Hasni, Kadilang (58), Indon Wellang (65), Zaenab (40) dan Babe (65).

"Kerugian materil ratusan juta sebab saat kejadian warga telah tertidur," kata AKP Syamsuddin, seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews.

Baca Juga: Jari Bocah Laki-laki Ini Bengkak Karena Terjepit Cincin, Sang Nenek Sampai Minta Tolong Petugas Pemadam Kebakaran untuk Selamatkan Cucunya

Arus Pendek

Salah seorang warga yang juga merupakan saksi mata, Asmar, mengatakan awalnya ia mendengar suara teriakan.

"Kami cuma dengar teriakan minta tolong dan api sudah besar dan cepat merembes ke rumah warga lainnya," kata dia.

Menurut penyelidikan polisi, api bersumber dari arus pendek listrik rumah seorang warga bernama Indo Wellang yang kemudian menjalar ke rumah warga lain.

(*)