Find Us On Social Media :

Selain Wuhan, Berikut Lokasi di Dunia yang Juga Dijuluki Kota Mati

By None, Sabtu, 25 Januari 2020 | 13:37 WIB

Kota ini menjadi tempat terlarang, dan hanya kalangan terbatas yang boleh memasuki.

Grid.ID - Kota Wuhan di China diduga menjadi penyebab tersebarnya virus Corona.

Melansir dari Washington Post, pihak berwenang percaya bahwa virus tersebut berasal dari “pasar basah” yang menjual berbagai macam hewan hidup mulai dari landak hingga buaya.

Virus corona mewakili salah satu virus yang ada pada hewan yang dalam keadaan tertentu bisa berpindah ke manusia.

Kontak dengan daging dari berbagai hewan yang dijual di Huanan Wholesale Seafood Market ditetapkan sebagai penyebab yang paling mungkin.

Pemerintah China kemudian mengisoalsi kota Wuhan sebagai upaya mencegah tersebarnya virus Corona.

Baca Juga: 26 Kasus Kematian Setiap Menit karena Virus Corona, Kota Wuhan Diibaratkan sebagai Zombieland! Video Korban Berjatuhan di Jalan Tersebar di Internet!

Satu per satu warga pun berusaha meninggalkan kota tersebut hingga kini Wuhan disebut sebagai Kota Mati.

Selain Wuhan, ada beberapa kota di dunia yang juga disebut sebagai kota mati.

Hal ini terjadi karena beberapa hal, seperti perang, berkurangnya lapangan pekerjaan, bencana, dan lain-lain.

Wittenoom, Australia

Didirikan pada 1946, Wittenoom awalnya merupakan sebuah kota tambang di Australia Barat.

Hasil pertambangan utama dari kota ini merupakan asbes, yang pada waktu itu menjadi material bangunan yang berharga.

Melimpahnya hasil tambang, membuat kota ini mencapai puncak kejayaan dan menjadi kota terbesar di kawasan Pilbara pada tahun 1950-an.

Berkurangnya permintaan akan asbes, membuat pertambangan di wilayah ini ditutup pada tahun 1996.

Akibatnya, banyak penduduk yang kemudian mencari mata pencaharian ke daerah lain.

Pada tahun 2007, kota ini secara resmi ditutup.

Pemerintah Australia bahkan sudah menghapus keberadaannya dari peta. Kini, masih ada tiga orang yang tetap bertahan di Wittenoom.

Baca Juga: Rumah Sakit Sampai Kewalahan, Pasien Virus Corona Membludak di Rumah Sakit Wuhan dan Dibaringkan di Lantai Akibat Kehabisan Ranjang Pasien, Simak Videonya

Ruby, Arizona

Layaknya Wittenoom yang ditinggalkan akibat berkurangnya permintaan hasil tambang, Kota Ruby di Arizona juga mengalami hal serupa.

Tambang di kota ini pertama kali berdiri pada tahun 1870-an, sedangkan Kota Ruby pada 1910.

Pertambangan di daerah ini menghasilkan beberapa mineral berharga seperti, emas, perak, seng, dll.

Namun sayang, reputasi Ruby sebagai daerah pertambangan harus hancur dengan adanya peristiwa pembunuhan.

Daerah sekitar kota ini menjadi tempat bagi tiga pembunuhan mengerikan yang memakan korban hingga enam orang.

Peristiwa kelam ini dikenal sebagai kasus Pembunuhan Ruby atau Ruby Murders.

Kejadian ini mengawali perburuan penjahat terbesar di kawasan barat daya Amerika.

Setelah peristiwa tersebut, penduduk Ruby mulai meninggalkan kota.

Pada tahun 1926, Ruby mulai bangkit dengan adanya perusahaan tambang yang berinvestasi di wilayah tersebut.

Namun beberapa masalah membuat kota tersebut kosong. Hingga pada tahun 1940, Kota Ruby resmi ditinggalkan.

Baca Juga: Kini Terkuak Mengapa Virus Corona Dapat Menyebar Dengan Cepat, Cukup Lewat Indra Ini dan Dokter Pun Sampai Terinfeksi

Varosha, Siprus

Varosha merupakan destinasi wisata populer pada tahun 1970-an.

Pada tahun 1974, ketika Turki menginvasi Siprus, penduduk kota ini mulai meninggalkan Varosha.

Sejak itu, Varosha berada di bawah kendali militer Turki.

Kota ini menjadi tempat terlarang, dan hanya kalangan terbatas yang diperbolehkan memasuki tempat ini.

Beberapa upaya untuk membuat kota ini menjadi destinasi wisata tengah sudah dilakukan.

Namun hal ini tidak serta merta membuat Varosha kembali seperti sebelumnya.

Kota ini masih kosong dan hanya menyisakan panorama bangunan di tepi pantai yang kini terbengkalai.

Centralia, Amerika Serikat

Pada tahun 1962, percikan api berhasil membakar cadangan batu bara di bawah kota Centralia di Pennsylvania.

Percikan api ini diyakini berawal dari pembakaran sampah kota dan terus merambat.

Kebakaran ini bahkan masih berlangsung hingga lebih dari 50 tahun. Bahkan api akan terus menyala sampai 250 tahun ke depan.

Kejadian ini membuat penduduk Centralia satu per satu meninggalkan tempat ini.

Tak hanya masalah kebakaran, semakin tingginya kandungan karbon monoksida dan runtuhnya tanah semakin membuat kekhawatiran warga menjadi tak terkendali.

Baca Juga: Rumah Sakit Sampai Kewalahan, Pasien Virus Corona Membludak di Rumah Sakit Wuhan dan Dibaringkan di Lantai Akibat Kehabisan Ranjang Pasien, Simak Videonya

Pulau Hashima, Jepang

Pulau yang lebih dikenal sebagai Gunkanjima awalnya dibangun bagi pekerja di tambang batu bara lepas pantai Jepang pada 1887.

Karena jaraknya jauh dari pantai, pulau ini kemudian menjadi tempat tinggal permanen penambang beserta keluarga mereka.

Selang beberapa tahun, Pulau Hashima berubah menjadi pemukiman dengan dengan penduduk lebih dari 5.000 jiwa.

Pulau ini bahkan memiliki beberapa fasilitas dan hiburan seperti klub malam, bioskop, kolam renang, kompleks pertokoan, dan pachinko parlor atau tempat gim Jepang.

Penutupan tambang pada 1974 membuat Hashima mulai ditinggalkan penduduknya. Dengan cepat, pulau itu kembali kosong tak berpenghuni.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Kota yang Ditinggalkan Penduduknya"

(*)