Find Us On Social Media :

Pemerintah Terlanjur Order 3 Juta Butir, Obat Klorokuin Ternyata Berbahaya Dikonsumsi Pasien Covid-19

By None, Selasa, 14 April 2020 | 13:30 WIB

Ilmuan Australia Temukan Obat Covid-19, Dapat Menghentikan Pertumbuhan Virus, Menteri Tegaskan untuk Tidak Tergesa-gesa Membeli Obat Anti Kutu Ini, Mengapa?

Grid.ID - Klorokuin sempat disebut sebagai obat yang berhasil menyembuhkan pasien covid-19 yang terjangkit virus corona.

Pada 20 Maret lalu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan 3 juta butir klorokuin untuk pengobatan Covid-19.

Presiden Joko Widodo menyebutkan selain klorokuin, pemerintah juga mendatangkan 5.000 butir Avigan.

Baca Juga: Kim Jong Un Ancam Akan Lakukan 'Konsekuensi Serius' Jika Virus Corona Masuk ke Negaranya

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis atau kimiawi yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.

Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.

Penelitian awal terhadap klorokuin sebagai obat Covid-19 dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences.

Berdasarkan penelitian awal, klorokuin dapat menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh dalam sel saat diuji pada kera.

Baca Juga: Kabar Gembira!Jumlah Pasien Positif di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Terus Berkurang, Pertanda Corona Segera Berakhir?

Percobaan dihentikan Baru-baru ini, sekelompok peneliti di Brasil menghentikan tes uji klorokuin terhadap pasien Covid-19.

Ini karena sekelompok pasien yang mengonsumsi klorokuin dalam dosis tinggi mengalami kelainan ritme jantung yang serius.

Dilansir dari Live Science, Selasa (14/4/2020), para ilmuwan di Brasil mencoba mengetahui seberapa besar potensi klorokuin untuk pengobatan Covid-19.

Sebanyak 440 pasien Covid-19 dibagi menjadi dua kelompok, dengan dua jenis dosis klorokuin:

1. Dosis tinggi (600 mg, 2 kali sehari, selama 10 hari)

2. Dosis rendah (450 mg selama 5 hari, 2 kali sehari hanya pada hari pertama).

Baca Juga: Sang Suami telah Meninggal Dunia usai Menderita Penyakit Keras, kini Indri Berjuang Keras Menjadi Tulang Punggung Keluarga sebagai Driver Ojol, Namun Pandemi Covid-19 Semakin Membuat Runyam Situasi yang ada

Namun ketika baru mengetes 81 pasien, para ilmuwan menemukan tanda-tanda yang kurang baik.

Beberapa hari setelah percobaan tersebut, pasien yang mendapatkan dosis tinggi klorokuin mengalami gangguan ritme jantung yang cukup berbahaya.

Dua orang pasien yang diberi dosis tinggi bahkan mengalami denyut jantung abnormal yang diketahui sebagai ventricular tachychardia. Kedua pasien tersebut akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Cegah Tertular Virus Corona, Ternyata Inilah Kesalahan Umum Memakai Masker

Dosis tinggi klorokuin

Para ilmuwan langsung mewanti-wanti seluruh pekerja medis agar tidak memberikan klorokuin dalam dosis tinggi kepada pasien Covid-19.

“Studi kami memberikan peringatan terhadap penggunaan klorokuin dosis tinggi,” tutur para ilmuwan seperti dikutip dari database di medRxiv.

Baca Juga: Indonesia Tengah Darurat Corona, Sejumlah Turis Asing di Bali Malah Kepergok Nekat Lompat Pagar, Telanjang Bulat hingga Palak Uang Warga yang Lewat Gegara Depresi Terkekang Tak Bisa Keluar!

Selain Brasil, sebuah rumah sakit di Perancis juga menghentikan pengobatan pasien Covid-19 menggunakan terapi hydroxychloroquine usai seorang pasien mengalami kelainan ritme jantung.

Sementara itu, para peneliti di Brasil langsung menghentikan pemberian klorokuin dosis tinggi kepada para pasien.

Namun hingga saat ini, para ilmuwan masih menunggu hasil penelitian terhadap pasien yang diberikan dosis rendah.

 Baca Juga: Mandikan Jenazah Hingga Hadiri Tahlilan Korban Virus Corona, 25 Warga Bogor Berpotensi ODP

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Percobaan Klorokuin untuk Obat Corona Dihentikan, Hasilkan Kelainan Ritme Jantung"

(*)