Find Us On Social Media :

Pandemi Covid-19 Belum Dapat Dipastikan Kapan Berakhir, Ilmuwan Harvard Sarankan Social Distancing Sampai 2022

By Nesiana Yuko Argina, Kamis, 16 April 2020 | 09:20 WIB

Pandemi Covid-19 Belum Dapat Dipastikan Kapan Berakhir, Ahli Harvard Sarankan Social Distancing Sampai 2022

Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa Covid-19 akan menjadi penyakit musiman seperti flu biasa, tetapi dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dan berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Video Selebriti TikTok Makin Menjamur Setelah Social Distancing, Psikolog Sebut Fenomena Itu Sebagai Gejala Stres!

Kendati demikian, peneliti mengaku masih ada banyak hal yang belum bisa dipastikan.

Termasuk tingkat kekebalan yang didapat dari infeksi Covid-19 sebelumnya dan berapa lama berlangsung.

"Kami menemukan bahwa melakukan social distancing hanya satu kali kemungkinan tidak cukup untuk menghentikan penyebaran virus corona baru SARS-CoV-2," kata Stephen Kissler, penulis utama dalam jurnal penelitian tersebut.

Baca Juga: Terhalang Social Distancing, 3 Zodiak Ini Punya Cara Seru untuk Tetap Berkencan dengan Pasangannya

"Yang tampaknya diperlukan adalah menerapkan periode social distancing dengan sistem intermiten atau selang-seling," imbuhnya.

Durasi dan intensitas social distancing bisa saja dilonggarkan saat vaksin sudah tersedia.

Namun selama hal itu belum bisa dipastikan, menjaga jarak dengan orang lain akan membantu rumah sakit meningkatkan kapasitas perawatan klinis, utamanya saat terjadi lonjakan kasus.

Baca Juga: Andrea Dian Sembuh dengan Mendapat Dukungan dari Orang Terkasih, Ganindra Bimo: Social Distancing Jauhkan Diri dari Virusnya, Bukan dari Rasa Kemanusiaannya

Selain itu, kebiasaan jaga jarak yang dilakukan selama dua tahun diharapkan dapat menghentikan munculnya gelombang kedua Covid-19.

Penulis juga mengakui adanya kelemahan dalam model simulasi mereka, yakni masih sangat sedikit hal yang diketahui tentang seberapa kuat kekebalan seseorang sebelum terinfeksi Covid-19 dan berapa lama hal tersebut bertahan.

Para ahli hanya mampu berspekulasi, orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki kekebalan lebih rendah dibanding yang lain sekitar satu tahun.

Baca Juga: Tak Mau Nekat Keluar Rumah di Tengah Hamil Tua, Mona Ratuliu Hindari Stres saat Social Distancing: Padahal Harus Keliling ke Toko Bayi!

Tes antibodi yang saat ini mulai dipasarkan ke berbagai negara akan membantu mengetahui apakah seseorang sebelumnya sudah terinfeksi Covid-19 atau belum.

Tes ini juga penting untuk menjawab pertanyaan terkait kekebalan tubuh dan vaksin yang akan menjadi senjata pamungkas.

(*)