Find Us On Social Media :

Nestapa Warga Miskin Asal Jember: Tak Pernah Tersentuh Bantuan hingga Harus Sarapan Biji Kluwih dan Jual Perabotan Hanya untuk Menyambung Hidup

By Arif Budhi Suryanto, Jumat, 24 April 2020 | 14:55 WIB

Triyata menunjukkan biji kluwih yang dipakai untuk sarapan demi menghemat beras

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Di tengah kucuran dana bantuan sosial yang dikeluarkan pemerintah untuk warga terdampak Covid-19, ternyata masih ada saja warga yang luput dari perhatian.

Misalnya saja, Triyata (47).

Meski tergolong warga miskin, perempuan yang tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jl Letjen Sutoyo RT 03 RW 33 lingkungan Kebon Indah Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, itu mengaku tak pernah tersentuh bantuan sosial pemerintah.

Baca Juga: Luna Maya Mupeng Banget! Kepo Gimana Cara Raffi Ahmad Undang Siwon Choi ke Rumah Anadara

"Tidak pernah dapat bantuan. KIS tidak ada. Dulu pernah didata kelurahan, tetapi tidak dapat apa-apa sampai sekarang," ujar Triyata, seperti yang dikutip dari SURYAMALANG.com.

Perempuan yang hidup bersama ketiga anaknya itu pun hanya bisa pasrah.

Bagaimana tidak, semenjak terserang stroke setahun terakhir ini hidupnya semakin terasa sulit.

Baca Juga: Niat Memberi Kejutan saat Meeting Bersama 32 RSUD di Jakata, Raisa Justru Berkucur Air Mata Ketika Mendengar Cerita Para Petugas Medis!

Triyata terpaksa harus berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan kehilangan pendapatan.

Ketiga anaknya pun tak bisa banyak membantu.

Sebab, anak pertamanya merupakan seorang difabel setelah satu matanya buta dalam kecelakaan kerja setahun yang lalu.

Baca Juga: Konflik Emosi Antar Tokoh Semakin Panas, Tim Produksi Sarankan yang Nonton A World of The Marriage Hanya yang Usia 19 Tahun Ke Atas Aja!

Kemudian, anak keduanya hanya bekerja sebagai tukang tambal ban.

"Itu pun ikut orang dan hanya bekerja jika dipanggil," terang Triyata.

Lalu, anak ketiganya masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

Baca Juga: Baru Buat YouTube, Yuni Shara: Gak Mau Buat yang Disetting!  

Suami dari Triyata sendiri masih ada dan sekarang sedang bekerja di Pulau Kalimantan.

Namun, suaminya itu hanya mengirimkan uang Rp 500 ribu sebulan yang hanya cukup untuk membayar biaya sekolah si bungsu.

Sarapan Biji Kluwih

Baca Juga: Ustaz Solmed Punya Cara Tersendiri Didik Anak Soal Virus Corona: Menakutkan dan Mematikan

Semenjak perekonomiannya semakin terpuruk, Triyata harus memutar otak untuk dapat menyambung hidup.

Dengan cara berbicara yang tersendat karena stroke, Triyata bercerita kalau beberapa hari terakhir harus sarapan biji kluwih yang oleh warga sekitar disebut kolor.

Biji kluwih tersebut ia rebus sebagai pengganti pengganti nasi.

Baca Juga: Sambut Ramadhan 2020, Ayu Ting Ting Pamer Foto Lawas Mengenakan Hijab: Marhaban Ya Ramadhan..

"Dua hari sarapan isi kolor," ujarnya sambil menitihkan air mata.

Untuk membeli beras pun, Triyata sampai harus menjual isi perabotan rumahnya.

Seperti mangkok dan gelas yang ia jual seharga Rp 30 ribu kepada tetangganya.

Baca Juga: Pernah Tergabung dalam Satu Grup Band, Armand Maulana Unggah Foto Jadul dan Kenang Sosok Mendiang Andy Ayunir: Kebaikanmu Terlalu Banyak!

Triyata tak peduli walau nilainya tak seberapa, baginya yang terpenting ia dan ketiga anaknya bisa makan.

Ironi

Ini tentu merupakan sebuah ironi.

Baca Juga: Sambut Ramadan dengan Dilema, Rachel Amanda Akui Merasa Aneh Tapi Senang

Pasalnya, di beberapa wilayah sendiri justru orang-orang kayalah yang mendapatkan bantuan sosial.

Seperti misalnya di Perumahan Sunter Indah RW 012 Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sebanyak 10 dari 32 orang warga yang menerima bansos paket sembako tersebut dilaporkan memiliki ekonomi berkecukupan.

Baca Juga: Sang Anak Ketakutan dengan Jas Putih Miliknya, Nycta Gina Geram dengan Orang Tua yang Kerap Menakuti Anaknya Tentang Dokter: Padahal Kerjaan Dokter Gak Cuma Nyuntik Doang..

Bahkan, diterangkan pengurus RW setempat, salah satu warganya adalah pemilik rumah tiga lantai di Sunter Indah.

"Ya inilah yang kita bingung, kenapa warga kami yang ekonominya cukup mampu tapi kok mendapatkan bansos seperti ini," ucap Ketua RW 012 Sunter Jaya, Kurniawan, seperti yang dikutip dari TribunJakarta.com.

Kurniawan menilai, pendataan untuk pembagian bansos paket sembako ini tidak jelas.

Baca Juga: Belum Terdaftar di Catatan Sipil, Zaskia Gotik Menikah Sah Secara Agama

Pasalnya pada pertengahan April 2020 lalu, tanpa adanya sosialisasi di awal, pihak Dinas Sosial (Dinsos) langsung memberikan data penerima bantuan di RW012 ada sejumlah 32 orang.

"Jadi dengan kata lain, pendataannya yang kurang jelas ya, sehingga kok masuknya ke warga-warga yang ekonomi cukup gitu," ucapnya.

Meski begitu, 10 orang kaya penerima bansos di RW012 tersebut telah dengan kesadaran diri menyerahkan kembali bansos paket sembako tersebut untuk disalurkan kepada yang lebih membutuhkan.

Baca Juga: Dikirimi Mie Instan hingga Cemilan Produk Indonesia, Bintang Drama Extraordinary You Kim Hye Yoon Menangis Terharu! 

Ke-10 warga yang memilih untuk tidak menerima bansos paket sembako ini juga sudah dikunjungi pengurus RT setempat.

"Jadi RT-nya mengunjungi warga dan melihat rumahnya cukup besar, lantai 3, dan dia sadar sendiri untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan," pungkasnya.

(*)