Find Us On Social Media :

Ribuan Ubur-ubur Menyerbu dan Memenuhi PLTU di Probolinggo, LIPI Berikan Penjelasan Terkait Fenomena Tersebut!

By Novia, Jumat, 1 Mei 2020 | 08:00 WIB

Petugas menjaring ubur-ubur di PLTU Paiton sebelum dilepas ke tengah laut.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Belum lama ini ribuan ubur-ubur dikabarkan tengah menyerbu dan memenuhi perairan di sekitar PLTU Probolinggo.

Tepatnya di perairan di PLTU Paiton 1 dan 2 di area pembangit listrik yang dikelola anak Perusahaan PLN PJB (Pembangkit Jawa-Bali)

Mengutip informasi dari Antara pada Kamis (30/4/2020), anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) PJB itu telah menginformasikan bahwa ribuan ubur-ubur yang memenuhi perairan di sana sudah ditangani.

Baca Juga: Gelagat Pasien Positif Covid-19 Asal Klaster Ijtima Ulama Dunia Gowa Dibongkar Pihak Rumah Sakit Tempatnya Dirawat: Ngeyel, Disuruh Ini Itu Dia Keluarkan Hadis-hadis!

Sehingga kondisi kelistrikan di sana dalam keadaan aman tanpa adanya gangguan dari ubur-ubur.

Pihak PLN juga menyampaikan apabila hal ini juga pernah terjadi pada tahun 2016 lalu.

Namun kali ini pihak PLN berhasil mengantisipasi dan mempersiapkan penanganan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan listrik, hususnya pada pembangkit listrik yang memiliki daya 800 MW agar tidak terganggu.

Baca Juga: 2 Karyawan Pabrik Rokok Meninggal Dunia Dinyatakan Terinfeksi Covid-19, 9 Orang Berstatus PDP, Sementara Ratusan Pegawai di PT Sampoerna Kini Dikarantina!

General Manager PT PJB Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 Mustafa Abdillah, memastikan dengan menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan ribuan ubur-ubur itu telah ditangani.

Selain menjaga biota laut ini, pihaknya juga memastikan ubur-ubur tersebut tidak akan masuk ke dalam mesin pembangkit.

Akhirnya ubur-ubur berhasil dikendalikan dengan menggunakan jaring sebanyak tiga lapis di dekat mesin.

Baca Juga: Kecam Siapapun yang Berani Selewengkan Dana Penanganan Covid-19 Senilai Rp 405,1 Triliun, Ketua KPK Firli Bahuri Bakal Beri Hukuman Mati Buat Para Koruptor!

Letak jaring pengaman berada di canal intake, mesin pompa dan depan area mesin.

Nelayan sekitar juga digandeng untuk membantu penanganan dengan menggunakan 7 prahu selama 24 jam dengan 15 personil.

Sementara itu melansir dari Kompas, Peneliti Pertama dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Oksto Ridho Sianturi menyebutkan bahwa fenomena munculnya ribuan ubur-ubur ini dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan yang cocok untuk ubur-ubur bertumbuh.

Baca Juga: Motif Penyerangan Novel Baswedan Disebut Mirip dengan Pembunuhan Munir, Sidang Penyiraman Air Keras Penyidik KPK Kembali Dilanjutkan Hari Ini!

Oksto Ridho Sianturi juga menjelaskan bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan di luar negeri.

"Fenomena ledakan ubur-ubur ini akhir-akhir semakin sering terjadi, baik di Indonesia maupun di negara lain. Tapi, ledakan ini tidak memberikan tanda-tanda tertentu," ujar Ridho saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

"Ledakan ubur-ubur ini dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan yang cocok untuk ubur-ubur bertumbuh," sambungnya.

Baca Juga: 3 Tenaga Medis RSUD Bung Karno Diusir karena Dianggap Bawa Penyakit, Wali Kota Solo Ngamuk dan Akan Laporkan Pemilik Kos ke Polisi

Menurutnya, ada faktor-faktor lain yang juga berpengaruh.

Di anataranya eutrofikasi (pengayaan nutrien di dalam air), perubahan iklim global, penangkapan ikan berlebihan dan invasi alien spesies.

Terkait kemunculan ribuan ubur-ubur di Probolinggo dan di perairan sekitar Jakarta, Ridho mengatakan, fenomena tersebut dimungkinkan memiliki pola.

Baca Juga: Terjadi Lagi! Kebohongan Pasien Corona Berujung Gugurnya Dokter di Surabaya, Meninggal Dunia Setelah Sempat Dinyatakan Sembuh

"Selama 2 tahun terakhir di bulan Oktober terdapat ledakan ubur-ubur Phylloriza (spotted jelly) dan Catostylus (blubber jelly) di teluk Jakarta. Mungkin ini kasus yang lebih terpola," ujarnya.

Lebih lanjut pola yang terbentuk setiap bulan Oktober selama 2 tahun terakhir terjadi di teluk Jakarta.

Sementara pola yang terbentuk di Probolinggo terakhir kali terjadi pada 2016, 1986, 1981, dan 1973 pada bulan April, Mei, dan Juni.

Baca Juga: Gelar Jumpa Pers, Pemilik Kos yang Usir 3 Perawat RSUD Bung Karno Sampaikan Pembelaan: Demi Keamanan Bersama, Tidak Ada Pemaksaan

Kesimpulan yang dapat diambil dari rekapan tersebut yakni kejadian ledakan ubur-ubur di Probolinggo terjadi dari rentang 2016-1986.

Hingga kini Ridho pun masih menghimpun sejumlah data terkait fenomena ubur-ubur tersebut.

Namun di sisi lain, fenomena ribuan ubur-ubur ini disinyalir terjadi sekali dalam setahun untuk tiap lokasi.

Baca Juga: Sempat Bikin Bingung Tetangga hingga Harus Dievakuasi Petugas Pakai APD Lengkap, Penyebab Tewasnya Pasutri di Bekasi Akhirnya Dibongkar Polisi, Sebut Ada Bercak Darah di Bantal Korban!

"Probolinggo tiap bulan April-Juni, kemudian selatan Jawa Juni-Agustus, di teluk Jakarta tiap bulan September-November," pungkasnya.

(*)