Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Di tengah masa sulit seperti ini, memang sudah selayaknya kita saling menolong dan bahu-membahu.
Menelan kenyataan bahwa pandemi corona masih terus mengintai, banyak orang dirumahkan dari pekerjaannya, hingga beragam kebutuhan pokok yang melambung.
Seorang warga di Cimahi, Jawa Barat, justru membagikan kisah inspiratifnya.
Adalah Dwi Fitria Ambarina itu menghiasi pagarnya dengan paket sayuran untuk membantu warga yang membutuhkan.
Dwi mempersilakan setiap orang yang membutuhkan untuk mengambil persediaan sayuran yang ia siapkan.
Dikutip Grid.ID dari Tribunnews, guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 4 Cimahi itu mengatakan, para warga yang mengambil sayuran di rumahnya tampak begitu senang.
"Kadang beberapa saya lihat mereka ambil, mereka sangat senang," ungkap Dwi saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/4/2020) pagi.
"Terlihat juga begitu banyak mendoakan saya yang baik-baik, doa yang tulus dari mereka," sambungnya.
Dwi menceritakan, setiap kali pintu rumahnya terbuka, orang-orang yang hendak mengambil sayuran biasanya akan meminta izin dulu padanya.
"Kalau mereka melihat pintu rumah saya sedang terbuka, biasanya sebelum ambil, mereka bilang dulu, izin mau ambil," kata dia.
"Tapi kalau tertutup, biasanya mereka cuma bilang dari luar aja dan langsung ambil, terus bilang terima kasih juga dari luar," tambahnya.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan rasa syukurnya karena semua sayuran yang ia gantungkan di pagar rumahnya selalu habis setiap harinya.
Bahkan, terkadang masih ada warga yang datang mencari sayuran saat stok sayuran yang Dwi sediakan sudah habis.
Saat seperti itu, Dwi mengaku seringkali membuat paket sayuran dadakan.
"Alhamdulillah habis terus," ungkap Dwi.
"Kadang setelah habis, masih ada yang lihat-lihat ke rumah saya, terus bilang 'yah, udah habis', jadi kadang saya bikin lagi paketan dadakan untuk yang kehabisan," sambungnya.
Dwi mengungkapkan, aksinya ini mendapat respons positif dari para tetangganya.
Bahkan, beberapa tetangga Dwi juga ikut mengambil paket sayuran yang ia sediakan.
"Tetangga sih pada support alhamdulillah. Ikut seneng juga. Ada pula tetangga yang ikut ambil. Saya sih silakan aja, berarti dia memang perlu," tambahnya.
Menurut Dwi, dalam situasi pandemi seperti saat ini kita tidak benar-benar tahu seperti apa kondisi perekonomian setiap orang.
Dwi mengatakan, dampak wabah Covid-19 ini berpangaruh pada setiap lapisan masyarakat.
"Kita kan gak tau kondisinya seperti apa, walaupun rumahnya bagus, belum tentu sekarang kondisi ekonominya baik," kata Dwi.
"Karena yang saya lihat, dampak dari wabah ini bukan hanya pada level bawah, tapi juga banyak menyentuh level menengah. Jadi orang-orang yang punya motor atau mobil sekalipun, bisa jadi sedang kesusahan," sambungnya.
Dwi menyebutkan aksi berbagi sayuran yang ia sebut 'hias pagar' tersebut telah ia mulai sejak hari pertama Ramadan, yaitu Jumat (24/4/2020).
Selain itu, dirinya cukup aktif di komunitas Sedekah Nasi Ramai-Ramai (Senar).
Dalam komunitas tersebut, Dwi biasa membagikan nasi boks untuk orang-orang di pinggir jalan raya, entah untuk para tuna wisma, petugas kebersihan, pemulung, dan sebagainya.
Namun, semenjak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya, Dwi mengaku ruang geraknya sangat terbatas untuk dapat berbagi di luar rumah.
Akhirnya, Dwi pun memiliki ide menggantungkan sayur-sayuran di pagar rumahnya agar dapat membantu orang-orang yang membutuhkan.
"Saya putar otak, gimana caranya walau tetap di rumah tapi tetap bisa berbagi hal bermanfaat untuk yang lain."
"Akhirnya ya udah, saya gantungin makanannya di pagar, agar siapa saja yang lewat ke depan rumah dan membutuhkannya, bisa mengambilnya dengan mudah," terang Dwi saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/4/2020) pagi.
Menurut Dwi, setiap harinya ia menyediakan sekitar 6 hingga 14 kantong plastik berisi sayuran.
Jumlah tersebut tergantung pada stok yang tersedia.
"Isinya macam-macam, ganti-ganti. Kadang sayur aseman, lodehan, sop, dengan bumbu instannya," kata Dwi.
"Ada juga beras, telur, kecap, mie instan, susu, toge, buncis, terong, dan lain-lain," tambahnya.
Dijelaskan Dwi konsepnya dalam satu plastik ia siapkan untuk satu masakan, namun terkadang ia menyediakan sesuai stok yang ada saja.
"Kalau bahan yang ready bukan bahan untuk satu masakan, saya masukin aja apa yang ada," sambungnya.
Sayur-sayuran tersebut di dapatnya dari belanja online.
Dalam setiap kantongnya, Dwi juga memasukkan satu buah masker kain.
"Untuk bahannya, saya belanja online. Jadi saya tulis mau beli apa aja, nanti dikirim ke rumah belanjaannya," terang Dwi.
Dwi berharap, aksinya tersebut dapat membantu warga yang membutuhkan juga menginspirasi orang lain agar melakukan hal yang sama sehingga semakin banyak orang yang tertolong.
"Harapan saya, semoga banyak warga yang bisa tertolong, jangan sampai ada lagi berita orang yang meninggal karena kelaparan."
"Semoga juga semakin banyak orang yang melakukan aksi-aksi serupa di rumahnya atau daerahnya masing-masing agar semakin masif gerakannya, semakin banyak yang tertolong."
"Karena banyak orang yang kesusahan tapi mungkin malu untuk meminta-minta," jelasnya.
(*)