Find Us On Social Media :

Menteri Agama Imbau Tak Mudik saat Ramadhan 2020 karena Pandemi Covid-19, Fachrul Razi: Gunakan Akal Sehat

By Silmi Nur Aziza, Minggu, 17 Mei 2020 | 12:45 WIB

Ilustrasi mudik, ilustrasi macet

Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A

Grid.ID - Ramadhan 2020 ini terasa berbeda dengan adanya pandemi Covid-19.

Berbagai kegiatan peribadahan di Ramadhan 2020 terpaksa dilakukan di rumah masing-masing.

Bahkan banyak orang yang terpaksa tidak bisa mudik di Ramadhan 2020 ini.

Baca Juga: Ramadhan 2020: Boleh Dilaksanakan di Rumah, Tapi Sholat Idul Fitri Tidak Bisa Dilakukan dengan Live Streaming, Berikut Penjelasan MUI

Padahal, mudik merupakan salah satu kegiatan khas yang dilakuakn selama bulan suci.

Namun, pemerintah meminta agar kegiatan ini dihentikan terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan covid-19 di berbagai daerah.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah Hari Senin 18 Mei Ramadhan 2020 untuk Zona Waktu Indonesia Bagian Timur

Dilansir dari Kompas.com, pemerintah resmi melarang pelaksanaan mudik lebaran 2020.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona dari zona merah ke beberapa daerah.

Kebijakan ini diputuskan setelah mengkaji keadaan di lapangan yang menemukan data betapa tingginya keinginan warga untuk mudik.

Baca Juga: Ramadhan 2020: Nuansa Lebaran Terasa Hampa Tanpa Sholat Idul Fitri dan Takbir Berjamaah, Tapi Tenang, MUI Keluarkan Panduan untuk Tetap Takbir Bersama

Melansir dari Tribunnews, Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi kembali berpesan kepada masyarakat Indonesia agar menggunakan akal sehat di tengah pandemi covid-19 saat ini.

Fachrul Razi mengatakan, hal tersebut terkait dengan larangan mudik yang diterapkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19.

“Mungkin saat ini kita tidak dulu berbicara rumusan ibadah saja, tapi juga menggunakan akal sehat,” ujar Fachrul Razi.

Baca Juga: Ramadhan 2020: Biasa Diucapkan saat Idul Fitri, Kamu Bisa Membalas Doa Taqobalallahu Minna Wa Minkum dengan Ini

Ramadhan memang sebuah momen di mana umat Islam harus berlomba-lomba dalam meningkatkan ibadah dan menjalin silaturahmi dengan sanak saudara dan keluarga.

Hanya saja, ia meminta agar masyarakat menahan diri dan mematuhi pembatasan sosial guna mencegah penyebaran covid-19.

Ia juga berharap masyarakat menggunakan akal sehat untuk melihat kondisi ini tidak hanya dari satu sisi.

“Dua hal ini memang bertentangan dengan bagaimana satu sisi memanfaatkan bulan Ramadan untuk meningkatkan ibadah, di sisi lain juga ada pembatasan sosial".

"Kita juga diajarkan selain meningkatkan iman dan takwa juga menggunakan akal sehat,” ujar Fachrul Razi.

Baca Juga: Yakin Kamu Mendapatkan Lailatul Qadar di Ramadhan 2020? Sudah Rasakan Beberapa Tanda-tanda Ini?

Menag menambahkan, penyebaran wabah covid-19 sangat menakutkan.

Orang yang terlihat sehat pun dapat membawa virus.

Hal ini dapat membahayakan orang lain yang rentan terhadap penyakit seperti sanak keluarga di kampung halaman.

Baca Juga: Kejar Lailatul Qadar Ramadhan 2020 dengan Iktikaf di Rumah, Berikut Panduannya

“Pertama, jika kamu mudik, maka kamu sangat mungkin membawa virus dari kota ke kampung".

"Mungkin buat kita tidak menimbulkan apa-apa, karena daya tahan tubuh kuat".

"Tapi begitu kita pulang ke kampung, virus itu kita bawa dan kita bagi pada orang tua, saudara di kampung dan akhirnya menyebar,” jelas Fachrul Razi.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah Hari Minggu 17 Mei Ramadhan 2020 untuk Zona Waktu Indonesia Bagian Barat

Warga yang mudik pun harus melakukan karantina mandiri selama 2 pekan.

Sehingga mudik akan sia-sia dan membebani keluarga yang ada di kampung halaman.

“Sudah jauh-jauh pulang, begitu sampai di kampung kita harus mengisolasi diri selama 2 minggu. Jadi juga membebani keluarga kita di kampung,” imbuhnya.

“Sehingga, beberapa waktu lalu saya menggunakan tagline, ‘Kalau Anda sayang keluarga dan sayang orang tua di kampung, jangan mudik’. Maka kembali kita gunakan akal sehat,” ujar Fachrul Razi.

(*)