Find Us On Social Media :

Awas Salah Bersihkan Vagina Bisa Bawa Petaka! Begini Cara yang Benar, Tidak Seperti yang Sering Kita Lakukan

By Devi Agustiana, Minggu, 12 Juli 2020 | 10:00 WIB

Cara tepat bersihkan vagina.

Baca Juga: Sebelum Cerai, Veronica Tan Tawari Ahok Kompromi dengan Keberadaan Orang Ketiga

3. Perhatikan frekuensi

Jika frekuensi kamu membersihkan vagina kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa.

Jika vagina dibersihkan secara berlebihan, kamu bisa mengganggu keseimbangannya.

Membersihkan vagina dengan tangan juga lebih baik ketimbang memakai loofah.

Tekstur loofah bisa membuat luka dan jika pasangan kamu berisiko penyakit menular seksual, itu mudah menular lewat luka tadi.

Bersihkan vagina satu atau dua kali sehari sudah cukup.

Baca Juga: Hasrat Ayu Ting Ting Operasi Plastik di Korea Makin Menggebu, Nikita Mirzani Sentil sang Biduan yang Sempat Dijuluki Pelakor Sultan Andara: Habis Itu Cari yang Sultan Beneran Yah

4. Keringkan dengan benar

Keringkan dengan saksama menggunakan handuk yang bersih dan lembut.

Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai area intim kamu benar-benar kering.

Jaga area intim tetap kering dengan mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam kondisi normal.

Lebih lanjut, diwartakan oleh Nova, ketika mandi dan buang air, upayakan untuk membersihkan organ intim dari arah depan ke belakang.

Jangan membasuh vagina dari belakang ke depan karena akan berisiko memindahkan mikroba dari area anus ke vagina dan saluran kemih.

Baca Juga: Nikah Muda dengan Najwa Shihab di Usia 20 Tahun, Ibrahim Assegaf Ternyata Sempat Dapat Ancaman dari Sang Mertua

Lalu, bila memungkinkan, cobalah basuh vagina dengan air hangat untuk memberi efek rileks.

Sementara itu, khususnya saat haid, kebersihan vagina tentu memerlukan perhatian dua kali lebih ekstra.

Ganti pembalut kita setidaknya setiap empat jam sekali untuk memastikan vagina tetap bersih dan tidak lembap.

Hindari terlalu sering menggunakan pantyliners karena bisa membuat vagina tidak bisa “bernapas” bebas.

Alhasil, organ intim kewanitaan bisa menjadi lembap dan memicu mikroba untuk berkembang biak.

(*)