Find Us On Social Media :

Suaminya Dipaksa Santap Bangkai Ayam Sampai Tak Diizinkan Istirahat, Istri ABK Tiongkok Ini Nekat Kirimkan Surat Terbuka Kepada Presiden Jokowi: Suami Saya Sudah Tidak Kuat Lagi...

By None, Rabu, 5 Agustus 2020 | 14:09 WIB

Suaminya Dipaksa Santap Bangkai Ayam Sampai Tak Diizinkan Istirahat, Istri ABK Tiongkok Ini Nekat Kirimkan Surat Terbuka Kepada Presiden Jokowi: Suami Saya Sudah Tidak Kuat Lagi...

Grid.ID - Belum lama ini jerit pilu seorang istri Anak Buah Kapal (ABK), yakni Ingrid Frederica (31) Tiongkok viral di media sosial.

Pasalnya, istri ABK Tiongkok itu sampai nekat kirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi lantaran khawatir dengan kondisi suaminya.

Bagaimana tidak, Ingrid mengaku khawatir dengan kondisi suaminya yang bekerja sebagai ABK Tiongkok dan telah lama tak memberi kabar.

Seorang warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Ingrid Frederica (31) berinisiatif menulis surat terbuka ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan viral di media sosial.

Baca Juga: Ditemukan Berselimut di Freezer, Jasad WNI di Kapal China Diduga Tewas Dianiaya Mandor

Ingrid yang memposting ke akun pribadinya di Facebook dan Instagram berharap Presiden Jokowi bisa membantunya untuk bisa mencari dan memulangkan suaminya, Samfarid Fauzi (33), yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal China.

Menurut Ingrid, selain suaminya, ada enam ABK lainnya yang mengalami nasib serupa.

Hilang kontak dengan keluarganya sejak setahun terakhir.

"Terakhir kontak dengan suami saya Agustus 2019. Saat itu dia mengeluh tak sanggup lagi bekerja," kata Ingrid ditemani anaknya Kenzi (6) ditemui Kompas.com, di kediamannya, Selasa (4/8/2020).

Baca Juga: Diduga Telah Dianiaya dan Dijadikan Budak oleh Kapal Perusahaan Milik China, ABK Indonesia Ditemukan Tewas, Jenazahnya Membeku di dalam Freezer!

Ingrid mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa suaminya tak lagi sanggup bekerja di kapal China penangkap ikan.

Salah satunya, jam kerja tinggi dan tak memiliki cukup waktu untuk istirahat.

"Dia bilang tak sanggup. Mulai dari makanan tidak layak seperti bangkai ayam yang digoreng, obat-obatan tidak memadai, jam kerja siang malam, hingga hampir tidak ada waktu untuk istirahat," sebut Ingrid.

Ingrid menjelaskan, suaminya berangkat bekerja di kapal China pada April 2018 lalu.

Baca Juga: Jadi ABK Kapal Cina, Pria Asal Tegal Berakhir Meninggal Hingga Mayatnya Disimpan di Kulkas

Saat itu, suaminya menandatangani kontrak kerja dua tahun dengan agen penyalur PT Puncak Jaya Samudra asal Pemalang dengan gaji 300 dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.

"Kalau dari PT Puncak meski sebelumnya terkesan tidak transparan, sekarang sudah proaktif mau berkomunikasi meski awalnya tidak mau jujur apa yang terjadi saat ditanya," kata Ingrid.

Menurut Ingrid, jika sesuai kontrak, suaminya kembali ke Tanah Air pada April 2020.

Namun baru berjalan setahun, suaminya tak sanggup meneruskan karena merasa tak diperlakukan secara manusiawi.

Baca Juga: Berawal dari Laporan Keluarga, Tim Gabungan Kejar Kapal China, Satu ABK Indonesia Ditemukan Tewas di Dalam Freezer

Suaminya bahkan harus beberapa kali dipindah satu kapal ke kapal lainnya.

"Saya masih ingat, awalnya, suami bekerja di Kapal Fu Yuan Yu 060, kemudian dipindah bekerja ke Kapal Hanrong 361. Kalau tidak salah sampai tiga kapal," kata Ingrid.

Ingrid mengatakan, menjadi ABK, baru pertama kali dijalani suaminya. Sebelumnya, sang suami bekerja di sebuah pabrik di Tegal. Karena desakan ekonomi, suaminya harus menjadi ABK setelah mendapat informasi lowongan kerja di media sosial.

Menurut Ingrid, sebelumnya, ia sempat mendapat kabar suaminya pindah ke kapal lain pada Februari 2020.

Baca Juga: Terjadi lagi, Perbudakan dan Pembuangan Mayat ABK Indonesia di Kapal China, kali Ini di Laut Somalia, Inilah Tindakan tak Berprikemanusiaan yang Mereka Lakukan

Informasi kepindahannya, ia terima dari salah satu rekan sesama ABK dari agensi yang sama meski berbeda kapal.

"Dapat kabar suami saya dipindah kapal informasi dari sesama ABK tidak satu kapal namun satu grup agensi," kata Ingrid.

Ingrid mengaku semakin khawatir tatkala ia mendapat kabar ada ABK yang meninggal karena sakit dan dilarung ke laut.

"Yang kemarin ramai diberitakan ada ABK yang dilarung itu masih satu grup agensi dengan suami saya," ujar Ingrid.

Baca Juga: Rasakan Perlakuan Kejam Saat Jadi ABK di Kapal China, Pria Ini Ungkap Hanya Disediakan Daging Babi Sebagai Menu Makan dan Disebut Orang Rendah

Ingrid mengaku ia akhirnya berinisiatif mengirim surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.

Berharap Presiden bisa memberikan uluran tangan untuk bisa menemukan suaminya.

"Saya berharap Pak Jokowi melalui bawahannya bisa mencari dan memulangkan suami saya dan kawan-kawannya sesama ABK," kata Ingrid.

Perwakilan PT Puncak Jaya Samudra Pemalang, Herman saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya yang memberangkatkan Samfarid Fauzi.

Baca Juga: Rasakan Perlakuan Kejam Saat Jadi ABK di Kapal China, Pria Ini Ungkap Hanya Disediakan Daging Babi Sebagai Menu Makan dan Disebut Orang Rendah

Saat ini, pihaknya masih terus berkomunikasi lewat jejaring untuk mencari keberadaan ABK-nya.

"Kita sudah mengirim surat ke Kemenlu, BP2MI dan semuanya. Sebelum kasus ini viral kita sudah menyebar surat ke semuanya untuk mencari," kata Herman, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurut Herman, pihaknya selalu pro aktif untuk mencari bahkan sudah melaporkan kasus ini hingga ke China.

"Kita juga sudah melaporkan ke KBRI Beijing dilanjutkan ke KJRI Guangzhou. Staf saya pro aktif dengan yang terkait, baik dengan link agensi maupun perwakilan di sana," kata Herman.

Baca Juga: Sempat Mandikan dan Shalati Jenazah Rekannya yang Meninggal, ABK Asal Indonesia Rupanya Ingin Kuburkan Jasad Namun Ditolak Kapten Kapal

Herman mengatakan, pihaknya baru bisa memberikan keterangan lengkap esok hari pada saat jam kerja setelah mendapat informasi dari stafnya.

"Kalau mau klairifikasi lebih lengkap, terarah, jelas dan tepat besok saja. Biar lebih lengkap dan akurat informasinya," ujarnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Viral, Surat Terbuka Istri ABK Kapal China kepada Jokowi: Dia Tak Sanggup Lagi Bekerja (*)