Find Us On Social Media :

Miliki Bobot 300 Kilogram dan Panjang 2,5 Meter, Bangkai Lumba-lumba Berukuran Jumbo Ditemukan Terkapar di Perairan Gunung Kidul

By Novia, Kamis, 29 Oktober 2020 | 15:27 WIB

Petugas SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Memeriksa Lumba lumba yang ditemukan Mati di Pantai Sundak, Gunungkidul Kamis (29/10/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Keberadaanya disebutkan hampir punah, Lumba-lumba berukuran jumbo ditemukan tewas terkapar.

Di Pantai Sundak Sidoharjo Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta, bangkai lumba-lumba itu ditemukan Kamis (29/10/2020) pagi.

Ya, mamalia laut berukuran 2,5 meter dengan bobot 3 kwintal atau 300 kilogram itu akhirnya di evakuasi warga dan pihak berwajib.

 Baca Juga: Tak Habis Pikir Lihat Gempi Sempat Carikan Pacar Untuknya, Gading Marten Ungkap Kondisi sang Anak Usai Perceraiannya dengan Gisel: Dia Tahu Kondisinya

Melansir informasi dari Kompas.com, Sekretaris SAR Linmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto, mengatakan bangkai lumba-lumba ini pertama kali ditemukan oleh Tim SAR yang tengah berpatroli sekitar 05.30 WIB.

Surisdiyanto mengatakan, mulanya petugas melihat sebuah benda raksasa terapung di kawasan Pantai Sundak.

Namun, setelah diamati lebih dekat, rupanya benda berukuran jumbo itu merupakan bangakai seekor lumba-lumba.

Menyaksikan hal tersebut, petugas kemudian segera melakukan evakuasi dengan mengikatkan ekor sang mamalia laut itu dengan tali yang dikaitkan ke perahu.

“Kami tidak mengetahui penyebab lumba-lumba ini mati," ujar Suris.

Baca Juga: Keseriusan Cintanya Dipertanyakan Ivan Gunawan Gegara Tak Kunjung Nikahi Aurel, Begini Reaksi Atta Halilintar Saat Dituding Pacaran Settingan Demi Naikin Pamor: Saya Diintimidasi di Sini!

Saat dihubungi Kamis (29/10/2020), Suris menyampaikan sepanjang 2020 ini, pihaknya baru satu kali menemukan bangaki lumba-lumba tersebut.

Meskipun spesiesnya terus berkurang, namun keberadaan lumba-lumba di pantai selatan diakui Suris masih cukup banyak.

Bahkan, nelayan di sana tidak jarang sering berpapasan dengan lumba-lumba tersebut.

Mengingat wisatawan di pantai tersebut cukup banyak, Tim SAR dan warga akhirnya segera mengubur bangkai di tepi pantai untuk menghindari bau tak sedap.

Saat disinggung mengenai puncak gelombang laut yang diprediksi terjadi pada hari ini.

 Baca Juga: Hidup Nita Thalia Berubah 180 Derajat, Kini Tinggal di Rumah Kontrakan, Kemana-mana Naik Mobil Pinjaman

Suris menyampaikan, hingga Kamis pagi kondisi air laut masih cukup landai.

"Sejak malam tadi seluruh anggota standby untuk memantau pergerakkan gelombang, siang nanti kami akan menggunakan sistem jemput bola dalam mengingatkan pengunjung yang bermain air di pantai," ujarnya.

Melansir informasi dari TribunewsWiki.com, informasi serupa juga pernah terjadi di Sungai Segah, Jl Kartini, Pelabuhan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Seekor lumba-lumba ditemukan warga dalam kondisi mati pada 19 September 2020 itu lantas membuat heboh dan menarik perhatian warga sekitar.

 Baca Juga: Laki-Laki, Kunci Kesetaraan Gender dan Penghapusan Kekerasan Seksual

Selain lumba-lumba tersebut berukuran jumbo, masyarakat juga menganggap apabila mamalia tersebut merupakan Pesut Mahakam.

Sebab, lumba-lumba tersebut ditemukan mati di Sungai Segah yang diketahui memiliki air tawar, sementara mamalia tersebut seharusnya hidup di air laut.

Mengetahui keberadaan bangkai lumba-lumba itu, akhirnya warga segera mengevakuasinya ke kantor BKSDA wiayah Barau.

Kepala BKSDA Berau Dheny Mardiono memastikan bangkai tersebut merupakan mamalia laut yakni lumba-lumba jenis hidung botol.

"Dari hasil identifikasi foto kemudian kami konsultasi sama ahli bahwa ini jenis lumba-lumba hidung botol dengan beberapa kesamaan seperti panjang, hidungnya sehingga itu yang kami jadikan patokan,” kata Dheny ke TribunKaltim.co, saat ditemui di kantornya.

(*)