Find Us On Social Media :

Pilih Melanjutkan Pendakian dan Meninggalkan Rekannya yang Mengalami Gejala AMS, 7 Pendaki Gunung Slamet Ini dapat Sanksi Tegas!

By Novia, Senin, 2 November 2020 | 19:40 WIB

Seorang pendaki bernama Elsa Qurratul Aini (19) terpaksa dievakuasi karena mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020)

Meskipun survivor tersebut selamat, namun ada hal yang dinilai tidak lazim dan tak seharusnya hal itu terjadi.

"Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp," ujarnya.

Baca Juga: Dulu Akrab hingga Pernah Ngevlog Bareng, Presiden Jokowi Kini Kecam Keras Pernyataan Emmanuel Macron: Bisa Memecah Belah Persatuan Antarumat Beragama 

Ya, satu-satunya surviver wanita dalam tim tersebut justru ditinggalkan dan tak mendapat pendampingan dari tim setelah dievakuasi.

Saat Elsa Qurratul Aini membutuhkan penanganan, tim dan anggotanya justru melanjutkan pendakian.

Mengetahui hal tersebut, Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, membenarkan adanya kaejadian tersebut.

Lebih lanjut, Saiful Amri mengaku sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut.

Baca Juga: Pamit ke Rumah Istri Muda, Suami Naik Pitam hingga Nekat Menganiaya Istri Tuanya Saat Korban Kembali Menghubungi Dirinya

Sebab, di dalam tata tertib pendakian tertulis bahwa dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apa pun.

"Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama," tegasnya.

"Iya itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera," pungkasnya.