Find Us On Social Media :

Begini Penjelasan Ahli Soal Kekebalan Tubuh yang Terbentuk Usai Divaksin Covid-19

By Devi Agustiana, Kamis, 14 Januari 2021 | 12:57 WIB

Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2020), sekitar pukul 09.40 WIB pagi tadi.

Dosis pertama diberikan dengan tujuan agar tubuh mengenali antigen (vaksin yang diinjeksikan), sehingga tubuh bisa mulai membentuk antibodi pada titer tertentu.

Baca Juga: Meski Tak Mendapat Restu, Arie Kriting Mantap Nikahi Indah Permatasari dengan Mahar Emas 12 Gram

Sehingga pada dosis kedua diharapkan bisa terbentuk lebih tinggi lagi.

"Efikasinya sejak vaksin pertama disuntik, antara dosis pertama dan kedua kan dua minggu. Dalam dua minggu titernya sudah tinggi sekali bisa mencapai 99 persen lebih dari yang diharapkan," jelasnya.

Adapun titer antibodi orang yang telah divaksin akan tetap tinggi, bahkan hingga tiga bulan setelahnya.

Indra memperkirakan, vaksin lain pun memberikan efek serupa.

Hanya saja, para ahli hingga saat ini masih meneliti berapa lama kekebalan tubuh terhadap Covid-19 itu dapat bertahan pada orang-orang yang telah divaksin.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ditegur Sherina Munaf karena Tak Menggunakan Masker Usai Divaksin: Tolong Beri Contoh yang Baik!

Selain karena virus tersebut masih sangat baru, adanya mutasi virus membuat para peneliti seluruh dunia masih terus mengumpulkan data tentang Covid-19.

"Salah satu contohnya vaksin flu diharapkan (diberikan) satu tahun sekali. Mungkin saja Covid-19 diminta satu tahun sekali booster. Kita tunggu saja penelitiannya," ungkap Indra.

Lebih lanjut, menurut Indra, masyarakat seharusnya tak perlu lagi takut untuk menerima vaksinasi.

Hal ini karena dari segi efek samping, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan kejadian efek samping berat untuk Sinovac sangat rendah, yaitu berkisar 0,1-1 persen.