Find Us On Social Media :

Pandji Pragiwaksono Chat Karyawannya di Luar Jam Kantor, Apakah Menyalahi Etika?

By Ragillita Desyaningrum, Senin, 25 Januari 2021 | 21:00 WIB

Pandji Pragiwaksono

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita DesyaningrumGrid.ID – Komika Pandji Pragiwaksono baru-baru ini membuat ramai dunia twitter, bukan karena cuitan yang lucu, melainkan karena cuitan yang kontroversial.Cuitannya ini mengundang banyak pro dan kontra karena Pandji mengatakan bahwa ia baru saja mengirim pesan ke karyawannya tengah malam di akhir pekan karena urusan pekerjaan.Menggunakan Bahasa Inggris, Pandji menuliskan dalam tweetnya:"Aku baru saja mengirimkan timku pesan mengenai urusan pekerjaan pukul 00:44 di hari Sabtu. Orang berpikir bekerja denganku adalah hal yang menyenangkan dan dipenuhi dengan canda tawa. Tapi pengusaha Pandji adalah orang yang sangat berbeda dengan Komika Pandji. Aku mendesak orang. Dan aku tidak suka berbasa-basi. Plus, aku memecat orang dengan cepat."

Baca Juga: Punya Banyak Borok di Kaki hingga Sering Ditolak Masuk Geng, Pandji Pragiwaksono Kenang Masa Kecil Penuh Bully : Gak Ada yang Mau Berteman sama GuaCuitannya ini tentu saja menuai banyak kecaman dari netizen karena Pandji dinilai arogan dan terkesan semena-mena terhadap karyawannya."Saya tidak bisa mengerti bagaimana seseorang bisa sangat bangga karena telah menghancurkan work life balance orang lain," tulis akun @nikensupraba dalam Bahasa Inggris yang Grid.ID kutip dari Kompas.com."Bukannya mengirim pesan tentang pekerjaan di pagi buta saat akhir pekan itu tandanya lo juga sebagai leader ga bisa mengatur waktu dengan baik?" tulis user shandya yang juga dikutip dari Kompas.com.Meksipun dikecam oleh banyak netizen twitter, Komika Ernest Prakarsa serta Musisi Reza Arap merasa bahwa tidak ada yang salah dengan mengirimkan pesan mengenai pekerjaan di luar jam kantor.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Pertengkaran yang Terjadi dengan Agnez Mo hingga Hubungan Asmara Putus, Pandji Pragiwaksono Justru Ngakak!Mereka mengaku bahwa mereka juga sering mengirimkan pesan kepada karyawannya di luar jam kantor, tapi mereka tidak berharap atau memaksa karyawannya langsung membalas pesan mereka.Berbeda dengan Pandji, Ernest, dan Reza Arap, penulis Ika Natassa justru tidak membenarkan kultur bekerja seperti itu.