Find Us On Social Media :

Kondisi Ashanty Sempat Menurun karena D-Dimer Tinggi, Apa Sih Artinya?

By Ragillita Desyaningrum, Kamis, 25 Februari 2021 | 13:54 WIB

Setelah dikabarkan positif terinfeksi Covid-19, kondisi Ashanty dikabarkan sempat mengalami penurunan karena D-Dimer yang tinggi.

Baca Juga: Donor Darah Saat Pandemi, Apakah Aman?

Namun jika pengentalan darah ini terjadi di dalam pembuluh darah, aliran darah jadi terbatas sehingga darah tidak bisa mengalir ke seluruh tubuh.

Melansir Kompas.com, dokter spesialis penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD-KPsi menjelaskan, seseorang yang mengalami pengentalan darah berisiko mengalami penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

Hal ini juga didukung oleh termuan beberapa peneliti yang menyusun Jurnal Radiology bahwa sebagian besar penderita Covid-19 yang menunjukkan tanda-tanda pengentalan darah yang dapat mengalami komplikasi yang berbahaya.

Baca Juga: Sheila Marcia Dilarikan ke IGD, Ini Alasan Kenapa Tak Boleh Remehkan Gejala Asam Lambung!

"Ketika seseorang mengalami pengentalan darah yang tak diantisipasi, bisa disusul dengan penggumpalan darah yang membentuk trombus dan atau emboli," papar dr. Andi yang juga akrab disapa dengan Dokter koko.

Kondisi ini dapat menyebabkan keadaan darurat medis karena emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri.

Emboli yang mencapai paru-paru, otak, atau jantung pun dapat mengancam jiwa.

Baca Juga: Soraya Abdullah Meninggal karena Covid-19, Dikabarkan Punya Riwayat Asma, Ingat Lagi Hal Ini untuk Mencegah Penderita Asma dari Covid-19

Pada kasus ringan, penggumpalan darah dapat menyebar di seluruh tubuh dan menyebabkan ruam atau bengkak hingga jari kaki yang merah.

Tapi pada kasus berat, penggumpalan darah dapat menyumbat arteri dan menyebabkan emboli paru yang memicu peradangan di paru, sesak napas, serangan jantung dan stroke.

Oleh karena itu, Dokter Koko menyarankan supaya kita selalu menerapkan pola hidup sehat supaya terhindar dari kondisi D-Dimer yang tinggi.

Menghindari makanan berlemak dan gorengan, mengontrol konsumsi gula, berolahraga rutin dan tidak merokok dipercaya dapat mengontrol D-Dimer yang tinggi.

 (*)